BAB I
A. Latar
Belakang
Ligkungan
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi kehidupan
manusia. Lingkungan mempunyai peran penting bagi manusi, dengan lingkungan
fisik manusia dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan materinya.
Membahas tentang masyarakat berarti membahas
tentang kehidupan sosial dan budayanya, kebudayaan, lingkungan dan segala aspek
yang menyangkut masyarakat dan lingkungannya. Kehidupan masyarakat tidak bisa
dipisahkan dari lingkungannya. baik itu dari ingkungan desa, kota maupun
pesisir. Dari lingkungan yang berbeda tersebut juga mengakibatkan perbedaan
pada pengaruh yang berbeda terhadap kehidupn masyarakatnya. Mulai dari pengaruh
sosial, ekonomi, politik, budaya, teknologi, dll.
B.
Rumusan
Masalah
1. Pengaruh
lingkungan agraris terhadap lingkungan masyarakat.
2. Pengaruh
lingkungan pesisir terhadap lingkungan masyarakat.
3. Pengaruh
lingkungan kota terhadap lingkungan masyarakat.
C.
Tujuan
Penulisan
1. Menjelaskan
pengaruh lingkungan agraris terhadap kehidupan masyarakat.
2. Menjelaskan
pengaruh lingkungan pesisir terhadap kehidupan masyarakat.
3. Menjelaskan
pengaruh lingkungan kota terhadap kehidupan masyarakat.
D.
Manfaat
Penulisan
Dengan diselesaikannya
makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pengaruh lingkungan
alam terhadap kehidupan masyarakat.
BAB II
A.
Pengaruh
Lingkungan Desa terhadap Kehidupan Masyarakat
1.
Pengertian
lingkungan desa
Pengertian desa adalah
suatu perwujudan/kesatuan goegrafi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan kultural dalam hubungannya dan
adanya pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain. (R. Bintarto).
Menurut UU no. 5 tahun 1979, desa
adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di
bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan NKRI.
Sedangkan
menurut UU No. 22 tahun 1999 (pasal 1), desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di kabupaten.
2. Ciri-ciri kehidupan
masyarakat desa
Beberapa ciri kehidupan
desa antara lain:
a.
Mempunyai wilayah
sendiri,
b.
Mempunyai sistem
masyarakat sendiri,
c.
Kehidupannya sangat
erat dengan lingkungan alam,
d.
Sifat gotong royong
masih tertanam kuat pada warga masyarakat desa,
e.
Masyarakat desa
merupakan suatu paguyupan (gemeinschaft) yaitu gaya hidup berdasarkan ikatan
kekeluargaan yang kuat,
f.
Struktur ekonominya
bersifat agraris,
g.
Proses sosial berjalan
lambat,
h.
Kehidupan bersifat
tradisional,
i.
Tata pemerintahannya
dipimpin oleh kepala desa yang dipilih oleh rakyatnya,
j.
Masyarakat desa pada
umumnya masih memegang norma-norma agama secara kuat,
k.
Kehidupan petani
bergantung pada musim,
l.
Daerah tersebut
merupakan suatu kesatuan sosial dan kaesatuan kerja,
m.
Jumlah penduduk relatif
kecil dan wilayah relatif luas,
n.
Ikatan kekeluargaan
masih erat dalam hidup masyarakatnya,
o.
Sosial kontrol
ditentukan oleh nilai moral dan hukum internal (hukum adat),
p.
Penduduknya kebanyakan
berpendidikan rendah.
3. Unsur desa
a.
Penduduk
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam memahami suatu desa kaitannya dengan penduduk antara lain
jumlah penduduk, kelahiran, tingkat kematian, persebaran penduduk, kepadatan,
pertumbuhan, perbandingan jenis kelamin, mata pencaharian dan struktur
penduduk.
b.
Wilayah
Suatu wilayah pedesaan
memiliki daerah tersendiri dengan berbagai aspeknya seperti lokasi, luasan,
bentuk lahan, keadaan tanah, keadaan tata air dan sebagainya.
c.
Tata kehidupan
Tata kehidupan
berkaitan erat dengan adat istiadat, norma-norma yang berlaku di desa tersebut.
Pengaturan sistem pergaulan warga masyarakat dan pola-pola budaya yang ada di
desa tersebut.
4. Potensi desa
a.
potensi fisik
1)
manusia
manusia sebagai potensi
sumber tenaga kerja di desa. Manusia memiliki kemampuan untuk mengolah apa yang
tersedia di dalam untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2)
Air
Di pedesaan, air yang
tersedia di dalam digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan
dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian dan perikanan.
3)
Iklim dan angin
Iklim dan angin
mempunyai peranan penting bagi desa agraris, karena dapat dimanfaatkan sebagai
penggerak kincir angin untuk pengairan. Iklim berpengaruh terhadap pola
bercocok tanam untuk penyediaan bahan pangan.
4)
Tanah
Tanah berfungsi sebagai
sumber potensi yang sangat penting di pedesaan karena digunakan sebagai media
tumbuhnya tanaman pertanian. Selain itu di dalam tanah juga tersimpan sumber
mineral dan bahan tambang.
b.
Potensi non fisik
1)
Aparatur desa, sebagai
sumber kelancaran jalannya pemerintahan.
2)
Lembaga sosial serta
lembaga pendidikan sebagai potensi positif bagi pembangunan desa.
3)
Masyarakat desa yang
hidup berdasarkan gotong royong sebagai kekuatan untuk berproduksi dan
pelaksanaan pembangunan.
5. Pengaruh lingkungan desa
bagi kehidupan mayarakat
a.
Pengaruh sistem ekonomi
pertanian terhadap sistem sosial
Pengaruh sistem ekonomi
pertanian terhadap sistem ekonomi berkaitan erat dengan faktor teknologi dan
sistem uang kapitalisme. Masyarakat petani yang belum menggunakan teknologi
modern dan belum menggunakan uang dalam sistem perekonomian mereka, maka dalam
kehidupan sosialnya ditandai adanya hubungan – hubungan akrab, informal, serta
bebas santai, karena dengan tidak adanya teknologi modern tercipta kondisi
yang membuat mereka saling tolong
menolong dan gotong royong. Namun, kerukunan dan solidaritas yang kuat pada
masyarakat desa sebenarnya tidak hany tercipta oleh adanya tuntutan kerjasama
langsung, melainkan juga disebabkan kesamaan yang ada pada mereka seperti sama
- sama kaum petani, sama – sama tinggal di desa yang sama. Kerukunan dan gotong
royong diantara para petani ini semakin luntur dengan adanya penggunaan
teknologi diantara mereka. Hal ini dapat di mengerti karena dengan teknologi
modrn memudahkan penggunanya dalam bertani dan tidak megurangi hasi pertanian
malah menguntungkannya, serta hanya menggunakan sedikit tenaga kerja manusia.
Akibat hubungan emosional diantara para petani ini semakin luntut bahkan
hilang.
b.
Pengaruh sistem sosial
terhadap sistem ekonomi pertanian
Inti dari pola keudayan
petani bersahaja adalah subistensi dan tradisionalisme. Kedua inilah sebagai
faktor penghambat terlaksananya proses modernisasi pertanian dikalangan
masyarakat petani desa. Komersialisasi sulit dikembangkan dalam masyarakat
semacam ini, karena mereka setiap hari dalam hubungannya menggunakan
rasionalitas sosial.
B.
Pengaruh
Lingkungan Pesisir terhadap Kehidupan Masyarakat
1.
Pengertian
lingkungan pesisir
Secara teoritis,
masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal dan melakukan aktivitas
sosial ekonomi yang terkait dengan sumber daya wilayah pesisir dan lautan. Secara
sempit masyarakat pesisir memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan
potensu dan kondisi sumber daya pesisr dan lautan. Secar luas, masyarakt
pesisir adalah masyarakat yang tinggal secara spasial di wilayah pesisir tanpa
mempertimbangkan apakah mereka memiliki aktivitas sosial ekonomi yang terkait
dengan potensi dan kondisi sumber daya pesisir dan lautan.
Masyarakat pesisr
khususnya masyarakat nelayan memiliki perilaku yang berbeda dengan masyarakat
petani/agraris. Perbedaan ini sebagian besar disebabkan karena karakteristik
sumber daya yang menjadi input utama bagi kehidupan sosial ekonomi mereka.
Masyarakt nelayan akrab dengan ketidakpastian yang tinggi karena secara alamiah
sumber daya perikanan bersifat invisible sehingga
sulit untuk diprediksi. Sedangkan masyarakat agraris memiliki sumebr daya yang
pasti dan visible sehingga lebih
mudah untuk diprediksi terkait dengan ekspetasi sosial ekonomi masyarakat.
2.
Pengaruh
lingkungan pesisir terhadap kehidupan masyarakat
Pada umumnya masyarakat pesisir
mempunyai nilai budaya yang berorientasi selaras dengan alam, sehingga
teknologi memanfaatkan sumber daya alam adalah teknologi adaptif dengan kondisi
wilayah pesisir. Kehidupan sosial masyarakat pesisir yang satu dengan yang
lainnya tidak berbeda jauh. Misalnya rendahnya pendidikan, produktivitas yang
sangat tergantung pada musim, terbatasnya modal usaha, kurangnya sarana
penunjang, buruknya mekanisme pasar dan lamanya transfer teknologidan
komunikasi yang mengakibatkan pendapatan masyarakat pesisir menjadi tidak
menentu.
C.
Pengaruh
Lingkungan Kota terhadap Kehidupan Masyarakat
1.
Pengertian
kota
Menurut Prof. Bintarto, kota adalah sebuah bentang
budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengn
gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup padat dan besar dengan corak
kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dengan daerah belakangnya (hinterlnd).
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 tahun 1980 menyebutkan
bahwa kota dapat dibagike dalam dua pegertian, yaitu pertama, kota sebagai suaatu
wadah yang memiliki batasan administrasi sebagaimana diatur dalam
perundang-undangan. Kedua, kota
sebagai suatu ligkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris,
misalnya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan, dan berfungsi sebagai pusat
pertumbuhan dan pemukiman.
Berdasarkan pengertian
di atas kaitannya dengan pusat kegiatan, maka kota merupakan daerah pusat
keramaian karena di dalamnya berbagai pusat kegiatan manusia (di luar
pertanian) terdapat di sini seperti pusat industri baik industri besar sampai
industri kecil, pusat perdagangan mulai dari pasar tradisional sampai regional
dan pusat pertokoan, pusat sektor jasa dan pelayanan masyarakat seperti rumah
sakit, pusat pedidikan, pusat pemerintahan, pusat hiburan dan rekreasi, dan lai
sebagainya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota itu sendiri dan
daerah-daerah di sekitarnya. Karena lengkapnya fasilitas yang disediakan oleh
kota menjadikannya sebagai tempat pemusatan penduduk. Sehingga dalam
seari-harinya kota sangat sibuk dan merupakan suatu kekomplekan yang khusus.
2. Ciri-ciri kota
a. Pelapisan
sosial ekonomi
b. Individualisme
c. Kesibukan
masing-masing warga kota dalam tempo yang cukup tinggi dapat mengurangi
perhatiannya kepada sesamanya.
d. Pelapisan
sosial
e. Kehidupan
keagamaan yang terjadi pada masyarakat kota cenderung berkurang, hal ini
dikarenakan masyarakat kota lebih mementingkan kehidupan duniawinya.
f. Masyarakat kota membagi pekerjaan dengan lebih
tegas, pekerjaan dan aktivitas warga warga kota memperngaruhi ruang lingkup
pergaulan mereka sebagai contoh pegawai negeri lebiih banyak bergaul dengan
rekannya diabanding dengan pedagang kaki lima atau pelajar.
g. Pembagian
kerja pada masyarakat kota sudah lebih meluas karna sudah ada macam macam
kegiatan industri.
h. Jalan
kehidupan yang cepat di kota-kota yang mengakibbatkan pentingnya faktor waktu
bagi masyarakat kota.
i.
Perubahan sosial terlihat jelas dikota, hal
ini dikarenakan kota terbuka menerima perngaruh dari luar.
(Sumber : Harwantiyoko, Neltje
F.Katuuk ; 19197 ; MKDU Ilmu Sosial Dasar ; Universitas.
3. Pengaruh lingkungan terhadap
kehidupan masyarakat
a.
Dilihat dari segi ekonominya
Struktur penduduk kota dapat dilihat dari berbagai
jenis mata pencaharian penduduk kota. Jenis mata pencaharian penduduk kota yang
ada yaitu di lluar bidang pertanian seperti perdagangan, kepegawaian, jasa dan
industri. Interaksi kota dalam bidang ekonomi terlihat dengan adanya lapangan
perdagangan, transportasi, dan komunikasi. Tingkat harga barang relatif sama,
sehingga masing-masing kota dapat tukar menukar berbagai barang kebutuhan yang
diperlukan. Sedangkan kegiatan produksi, kegiatan konsumsi, dan kegiatan
perdagangan di kota juga lebih teratur. Misalnya, terdapat pasar-pasar,
bank-bank, stasiun dan lainnya yang banyak memasukkan uang bagi kota sehingga
dapat dipergunakan untuk pembiayaan pemeliharaan kota.
b.
Dilihat dari segi sosialnya
Kota sebagai ciri sosial dapat dkemukakan sebagai
berikut:
1)
Pelapisan sosial kota, Perbedaan
tingkat pendidikan dan status sosial dapat menimbulkan suatu keadaan yang
heterogen. Heterogenitas tersebut dapat berlanjut dan memacu adaya persaingan,
lebih-lebih apabila jumlah penduduk di kota semakin bertambah banyak, dan
dengan adanya sekolah-sekolah yang beraneka ragam terjadilah berbagai
spesialisai di bidang keterampilan maupun bidang jenis mata pencaharian. Dalam
hal ini, pelapisan sosial ekonomi dapat ditemukan sebagai satu ciri sosial di
kota.
2)
Individualisme, perbedaan status
sosial ekonomi maupun cultural dapat menumbuhkan sifat “individualisme” sifat
kegotong royongan yang murni sudah jarangdapat dijumpai di kota. Dalam hal ini
pergaulan tatap muka secara langsung dan dalam ukuran waktu yang lama sudah
mulai jarang terjadi, karena komunikasi lewat telepon sudah menjadi alat
penghubung yang bukan lagi merupakan suatu kemewahan. Selain itu tingkat
pendidikan warga kota cukup tinggi, sehingga segala persoalan dapat diusahakan
dapat diselesaikan secara perorangan atau pribadi tanpa meminta pertimbangan
pihak lain. Walaupun demikian, bangsa Indonesia dengan falsafa, jiwa dan
pandangan pancasilanya tidak mudah meninggalkan cara hidup gotong-royong yang
sudah berakar lama dan telah menjadi ciri dan pola hidup bangsa Indonesia
(Bintarto:1980).
3)
Toleransi sosial. Kesibukan
masing-masing warga kota dalam tempo yang cukup tinggi dapat mengurangi
perhatiannya kepada sesamanya. Apabila ini berlebihan maka mereka akan
mempunyai sifat tak acuh atau kurang mempunyai toleransi sosial. Di kota
masalah ini dapat diatasi dengan adanya lembaga atau yayasan yang
berkecimpungan dalam hal ikhwal kemasyarakatan.
4)
Jarak sosial. Kepadatan penduduk di
kota-kota memang pada umumnya cukup tinggi. Biasanya sudah melebihi 10.00
orang/km2. Jadi secara fisik di jalan, di pasar, di toko, di bioskop
dan di tempat yang lain warga kota berdekatan tetapi dari segi sosial
berjauhan, karena perbedaan kebutuhan dan kepentingan.
5)
Penilaian sosial. Perbedaan status,
perbedaan kepentingan dan situasi kondisi kehidupan kota mempunyai pengaruh
terhadap sistem penilaian yang berbeda mengenai gejala-gejala yang timbul di
kota. Penilaian dapat didasarkan pada latar belakang pendidikan, dan pada latar
belakang filsafat.
c.
Dilihat dari segi aspek perkembangan
teknologi
Kemajuan teknologi sagat mempengaruhi dunia industri.
Revolusi idustri dan elektrifikasi menyebabkan orang bebas memilih tempat
tinggal. Radio, televisi, internet dan alat-alat pengankutan bermotor mempunyai
peran penting yang tida dapat diabaikan dalam proses perkembangan kota. Daerah
perkotaan atau urban areas dapat menjadi lebih luas, karena faktor jarak
tidaklah menjadi masalah penghambat lagi. Kota merupakan tempat utama di sebuah
daerah yang mengadopsi canggihnya teknologi. Teknologi sangat berperan dalam
setiap aktivitas masyarakat disebuah perkotaan. Hampir semua aktivitas terdapat
peran teknologi di dalamnya. Komunikasi dan transportasi yang merupakan
kegiatan vital sudah sagat dipermudah oleh teknologi. Handphone, pengiriman
email melalui internet, menjangkau daerah yang jauh (luar daerah) dapat
dijangkau dengan cepat menggunakan pesawat. Teknologi perkotaan tidak hanay
berperan untuk komunikasi, transportasi dan industri saja, akan tetapi dalam
hal kesehatan masyarakat perkotaan sudah memanfaatkan penemuan-penemuan dari
teknologi. Oleh karena itu dampak dari teknologi, baik untuk perkembangan
sebuah kota yaitu membuat aktivitas lebih baik, cepat, flexibel, dan kualitas
kesehatan meningkat dengan penggunaan teknologi yang tepat guna.
d.
Dilihat dari aspek budaya. Budaya
merupakan sebuah hasil dari kegiatan manusia yang dilakukan terus menerus dalam
jangka waktu yang lama, sehingga tela berakar di lingkungan masyarakat.
Kebudayaan di kota tentunya lebih komplek di bandingkan dengan daerah pedesaan,
karena kota merupaka daerah sentral kegiatan di mana dapat menarik semua
lapisan masyarakat baik berasal dari daerah tersebut, maupun dari daerah lain
yang menawarkan sejuta kemungkinan seperti yang dapat kita ambil contoh yaitu
kota Jakarta, yang merupakan kota metropolitan. Di kota Jakarta terdapat banyak
budaya yang terpengaruh satu sama lain, karena merupakan tempat berkumpulnya
banyak orang dengan latar belakang yang berbeda. Semakinbanyak suatu kota
dihuni oleh orang-orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda maka kota
tersebut akan tumbuh dengan budaya yang komplek juga.
Seperti yang kita ketahui kota adalah suatu ciptaan
peradaban budaya umat manusia. Kota sebagai hasil dari peradaban yag lahir dari
pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan. Sedangkan masyarakat kota adalah
suatu kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok
terorganisai yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki
derajat interkomuniti yang tinggi.
e.
Dilihat dari aspek politik
Kota merupakan pusat dari kegiatan daerah
disekelilingnya, dapat kita ambil contoh, sebuah provinsi memiliki sebuah
ibukota provinsi yang merupakan kota bagi kabupaten-kabupaten di dalamnya. Kota
yang memegang otonomi daerah memiliki sebuah sistem demokrasi yang
menghantarkan kegiatan-kegiatan di dalamnya menjadi terstruktur dan
terorganisasi.
Politik di kota lebih komplek dibandingkan yang
terjadi di desa. Seringkali terjadi persaingan perebutan kekuasaan dalam kancah
politik di perkotaan. Hal ini memberikan dampak positiv maupun negativ dalam
perkembangan kota itu sendiri. Positiv, yaitu persaingan dalam kegiatan politik
menuntut manusia untuk meningkatkan kualitas dirinya agar dapat bersaing dengan
yang lainnya sehingga terjadilah peningkatan pendidikan. Akan tetapi dampak
negativnya adalah persaingan politik
yang terjadi di kota sering kali dilakukan secara tidak senat. Banyak oknum
politik yang menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan keinginan pribadi atau
organisasinya. Ini menumbuhkan sebuah dilema budaya yang tidak sehat, yang
sekarang banyak kita kenal dengan budaya KKN. (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
BAB
III
A.
Kesimpulan
1. Pengertian
desa itu sendiri adalah suatu perwujudan/kesatuan goegrafi yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan kultural dalam
hubungannya dan adanya pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain. (R.
Bintarto).
2.
Ciri-ciri kehidupan
masyarakat desa: mempunyai wilayah sendiri, mempunyai sistem masyarakat
sendiri, kehidupannya erat dengan
lingkungan alam, sifat gotong royong tertanam kuat, merupakan suatu paguyupan, struktur
ekonominya bersifat agraris, proses sosial berjalan lambat, kehidupan bersifat
tradisional, tata pemerintahannya dipimpin oleh kepala desa, masih memegang
norma-norma agama secara kuat, kehidupan petani bergantung pada musim, merupakan
suatu kesatuan sosial dan kaesatuan kerja, jumlah penduduk relatif kecil dan
wilayah relatif luas, ikatan kekeluargaan masih, sosial kontrol ditentukan oleh
nilai moral dan hukum internal (hukum adat), penduduknya kebanyakan
berpendidikan rendah.
3.
Unsur desa: penduduk, wilaya
dan tata kehidupan
4.
Potensi desa
a.
Potensi fisik: manusia,
air, iklim dan angin, tanah.
b.
Potensi non fisi: aparatur
desa, lembaga sosial serta lembaga pendidikan, masyarakat desa yang hidup
berdasarkan gotong royong sebagai kekuatan untuk berproduksi dan pelaksanaan
pembangunan.
5.
Pengaruh lingkungan
desa bagi kehidupan mayarakat:
a.
Pengaruh sistem ekonomi
pertanian terhadap sistem sosial
b.
Pengaruh sistem sosial
terhadap sistem ekonomi pertanian
6.
Secara teoritis,
masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal dan melakukan aktivitas
sosial ekonomi yang terkait dengan sumber daya wilayah pesisir dan lautan.
7. Pengaruh
lingkungan pesisir terhadap kehidupan masyarakat:
a. mempunyai
nilai budaya yang berorientasi selaras dengan alam,
b. teknologi
adaptif dengan kondisi wilayah pesisir,
c. pendidikan
rendah,
d. produktivitas
sangat tergantung pada musim,
e. terbatasnya
modal usaha,
f. kurangnya
sarana penunjang,
g. buruknya
mekanisme pasar dan
h. lamanya
transfer teknologidan komunikasi.
8.
Pengertian kota,
Menurut Prof. Bintarto, kota adalah
sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami
dengn gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup padat dan besar dengan corak
kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dengan daerah belakangnya
(hinterlnd).
9. Ciri sosial kehidupan masyarakat
kota, antara lain: pelapisan ssosial ekonomi, individualisme, kesibukan
masing-masing warga kota sehingga dpt mengurangi perhatian pada sesama, jarak
sosial, pelapisan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
(Diakses
tanggal 13 September 2012).
Bintarto, R, Prof. Drs.1983.Interaksi Desa-Kota dan Permsalahannya.Ghalina Indonesia: Jakarta.
(online).
(http://bcahtimpeh7.wordpress.com/2009/08/27/ciri-sosial-kehidupan-masyarakat-kota/).
(Diakses tanggal 13 September 2012).
Bintarto, Interaksi Desa Kota dan permasalahannya.
penerbit Golia Indonesia. 1989. (online).
(http://yosnuzulia.blogspot.com/2008/12/desa-kota-geografi.html).
(Diakses tanggal 13 September 2012)
http://hibaj-ilyassblog.blogspot.com/2011/06/kehidupan-sosial-ekonomi-masyarakat.html. (Diakses
tanggal 14 September 2012).
http://mukaromun.blogspot.com/2010/11/pola-keruangan-desa.html.
(Diakses tanggal 12 September 2012).
http://redblood.blog.fisip.uns.ac.id/2012/05/15/masyarakat-pedesaan-dan-sistem-pertanian.
(Diakses tanggal 12 September 2012).
Harwantiyoko, Neltje F.Katuuk ; 19197 ; MKDU Ilmu Sosial Dasar ;
Universitas. (online) (http://bukan-punyasaya.blogspot.com/2012/01/masyarakat-kota.html).
Tags
MAKALAH IPS