Makalah
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Anggrek bulan
mempunyai kelopak bunga yang lebar dan anggun. Termasuk
tanaman anggrek yang mudah dirawat dan rajin berbunga. Anggrek bulan
termasuk golongan anggrek monopodial, yaitu anggrek
yang tumbuh keatas dari satu batang. Bunga dari anggrek bulan tumbuh dari sisi batang dari arah bawah. Dengan perawatan yang sesuai bunga anggrek bulan sangat tahan dan tidak cepat layu. Bahkan batang bunga yang sudah rontok bunganya, dapat tumbuh cabang bunga baru..
yang tumbuh keatas dari satu batang. Bunga dari anggrek bulan tumbuh dari sisi batang dari arah bawah. Dengan perawatan yang sesuai bunga anggrek bulan sangat tahan dan tidak cepat layu. Bahkan batang bunga yang sudah rontok bunganya, dapat tumbuh cabang bunga baru..
Oleh karena itu, kami menggunakan media arang untuk membandingkan pertumbuhan tanaman anggrek.
Arang
kayu biasa dipakai sebagai bahan bakar, untuk membakar sate atau yang
lainnya. Juga bisa dipakai sebagai media tanam untuk anggrek yang cukup
baik. Melihat cara pembuatannya yang dibakar, arang kayu merupakan media
tanam yang steril, tidak mudah ditumbuhi oleh jamur dan bakteri. Arang
kayu juga tidak mudah lapuk, dan mudah didapatkan.
Pemilihan
yang tepat media tanam pada tanaman anggrek bulan dibutuhkan untuk
menghasilkan pertumbuhan yang baik dan pembungaan yang optimal.
B. Rumusan Masalah
· Apakah ada perbandingan antara tanaman anggrek bulan yang ditanam dengan media tanah dan media arang kayu?
C. Tujuan
· Untuk mengetahui adanya perbandingan antara tanaman anggrek bulan yang ditanam dengan media tanah dan media arang kayu.
D. Hipotesis
· Penanaman
menggunakan media arang kayu dapat memberikan efek pertumbuhan tinggi
dan volume yang lebih cepat bila dibandingkan dengan anggrek bulan yang
ditanam dengan media tanah, yang pertumbuhannya relatif lebih lambat.
BAB II
Pembahasan
A. Dasar Teori
Siapapun
pasti terpikat melihat keindahan bunga Phalaenopsis alias si anggrek
bulan yang tergantung pada tangkai-tangkai bunga yang keluar dari
tanaman-tanaman anggrek yang sehat, yang sedang melayang-layang bagaikan
kupu-kupu mengikuti semilir angin yang kerap menggerakan bunga-bunga
tersebut. Namun ada anggapan bahwa genus anggrek ini cukup sulit
dipelihara apalagi untuk membuatnya berbunga. Dengan perawatan yang sesuai bunga anggrek bulan sangat tahan dan tidak cepat layu. Bahkan batang bunga yang sudah rontok bunganya, dapat tumbuh cabang bunga baru. Berikut merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merawat anggrek bulan.
1. Kelembaban.
Phalaenopsis suka dengan kelembaban, idealnya antara 60%-75%, terlalu lembab akan menyebabkan jamur mudah berkembang biak, terlalu kering akan menyebabkan tanaman dehidrasi. Untuk menjaga kelembaban dapat diletakan tanaman paku2an dan gentong air yangg berisi tanaman di bawah pot Phalaenopsis.
Phalaenopsis suka dengan kelembaban, idealnya antara 60%-75%, terlalu lembab akan menyebabkan jamur mudah berkembang biak, terlalu kering akan menyebabkan tanaman dehidrasi. Untuk menjaga kelembaban dapat diletakan tanaman paku2an dan gentong air yangg berisi tanaman di bawah pot Phalaenopsis.
2. Aerasi.
Phalaenopsis termasuk anggrek epifit yang biasanya menempel pada pohon induk yang tinggi, dan menyukai aliran angin yang semilir, aerasi juga menjaga kadar kelembaban agar tidak terlalu jenuh.
Phalaenopsis termasuk anggrek epifit yang biasanya menempel pada pohon induk yang tinggi, dan menyukai aliran angin yang semilir, aerasi juga menjaga kadar kelembaban agar tidak terlalu jenuh.
3. Temperatur.
Biasanya kunci pemicu pembungaan phalaenopsis adalah jika terjadi perbedaan suhu tertinggi - terendah sekitar 10 derajat celcius, oleh karena itu temperatur ideal untuk si kupu2 ini adalah 18-28 derajat celcius. Jika diperhatikan maka masa-masa memasuki musim hujan akan menjadi waktu ideal bagi phal anda untuk memunculkan calon spikenya.
Biasanya kunci pemicu pembungaan phalaenopsis adalah jika terjadi perbedaan suhu tertinggi - terendah sekitar 10 derajat celcius, oleh karena itu temperatur ideal untuk si kupu2 ini adalah 18-28 derajat celcius. Jika diperhatikan maka masa-masa memasuki musim hujan akan menjadi waktu ideal bagi phal anda untuk memunculkan calon spikenya.
Dengan
memperhatikan semua hal diatas maka diharapkan semua hobiis dapat
membungakan phalaenopsisnya sekaligus menepis anggapan bahwa memelihara
phalaenopsis itu sulit. Dalam
jumlah yang diinginkan dan relatif murah harganya. Sampai saat ini
belum ada media yang memenuhi semua persyaratan untuk pertumbuhan
tanaman anggrek.
4. Cahaya
Phalaenopsis atau anggrek bulan termasuk
anggrek yang tergolong tidak tahan oleh sinar matahari langsung, sinar
matahari pagi-siang yang terhalang oleh bayangan dedaunan termasuk yang
paling baik untuk menunjang pertumbuhan vegetatif dan memicu pembungaan.
Umumnya Phalaenopsis dinaungi oleh paranet 65% jika area tanam terbuka
dan paranet 55% jika area tanam dikelilingi oleh tembok/pohon2 besar.
Untuk pertumbuhan tanaman anggrek, kemasaman media (pH) yang baik berkisar antara 5–6.
5. Media Tanam
Media tanam adalah bahan padat yang diperlukan tanaman anggrek untuk melekatkan akarnya supaya tanaman dapat menetap dan tidak bergerak. Selain media sebagai bahan pengisi pot atau wadah lainnya, masih ada media tanam lain berupa pakis batangan atau lempengan, atau batang pohon mati atau tembok terutama yang mempunyai permukaan kasar. Media tanam sebelum dipakai sebaiknya dibersihkan dari bahan-bahan yang mengotorinya seperti biji-biji rerumputan (gulma), telur-telur serangga, cacing, siput mati. Setelah itu media direndam dalam air yang dicampuri obat anti jamur (fungus) selama satu jam lebih. Cara pembersihan ini hanya diterapkan untuk media tanam yang dipakai dalam pot atau wadah. Media tanam yang besar yang berbentuk batangan dicuci dengan air,kemudian disemprot dengan racun serangga (insektisida) dan obat anti jamur (fungisida).
Media tanam adalah bahan padat yang diperlukan tanaman anggrek untuk melekatkan akarnya supaya tanaman dapat menetap dan tidak bergerak. Selain media sebagai bahan pengisi pot atau wadah lainnya, masih ada media tanam lain berupa pakis batangan atau lempengan, atau batang pohon mati atau tembok terutama yang mempunyai permukaan kasar. Media tanam sebelum dipakai sebaiknya dibersihkan dari bahan-bahan yang mengotorinya seperti biji-biji rerumputan (gulma), telur-telur serangga, cacing, siput mati. Setelah itu media direndam dalam air yang dicampuri obat anti jamur (fungus) selama satu jam lebih. Cara pembersihan ini hanya diterapkan untuk media tanam yang dipakai dalam pot atau wadah. Media tanam yang besar yang berbentuk batangan dicuci dengan air,kemudian disemprot dengan racun serangga (insektisida) dan obat anti jamur (fungisida).
Arang
adalah residu atau sisa pembakaran dari kayu yang terdiri dari karbon
yang diperoleh dengan cara membakar kayu. Arang setelah dikeluarkan dari
tempat pengarangan mempunyai kelembaban kurang dari 1%. Penyerapan
kelembaban udara setelah arang dikeluarkan beberapa saat dari tempat
pengarangan, dengan cepat akan meningkatkan kelembaban kira-kira 5-10%.
Arang yang dengan kualitas baik mempunyai kadar abu kira-kira 3%. Kadar
karbon murni (fixed carbon content) dari arang berkisar dari yang
terendah kira-kira 50% sampai yang tinggi sekitar 95%.
Media
tanam ini sangat cocok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan
kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air
dalam jumlah banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya
yang bufer (penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam
pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera
dinetralisir dan diadaptasikan.
Selain
itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi
jamur atau cendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun, media arang
cenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam
ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan. Sebelum
digunakan sebagai media tanam, idealnya arang dipecah menjadi
potongan-potongan kecil terlebih dahulu sehingga memudahkan dalam
penempatan di dalam pot. Ukuran pecahan arang ini sangat bergantung pada
wadah yang digunakan untuk menanam serta jenis tanaman yang akan
ditanam. Untuk mengisi wadah yang memiliki diameter 15 cm atau lebih,
umumnya digunakan pecahan arang yang berukuran panjang 3 cm, lebar 2-3
cm, dengan ketebalan 2-3 cm. Untuk wadah (pot) yang lebih kecil, ukuran
pecahan arang juga harus lebih kecil.
Tanah
humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik oleh Jasad
mikro dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Bahanbahan
organik tersebut bisa berupa jaringan asli tubuh tumbuhan atau binatang
mati yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan ciijumpai
terutama pada lapisan atas tanah (top soil)
Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah. dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa menyimpan unsur hara.
Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah. dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa menyimpan unsur hara.
Oleh
karenanya, dapat menunjang kesuburan tanah, Namun, media tanam ini
mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika terjadi perubahan suhu,
kelembapan, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki tingkat
porousitas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air.
A. Pot Anggrek
Sebagai
wadah atau pot untuk menanam anggrek bermacam-macam. Walaupun yang
konvensional adalah pot tanah tetapi menggunakan pot plastic atau kotak
kayu sering juga digunakan. Pot tanah untuk anggrek biasanya mempunyai
lubang atau celah pada dindingnya. Pot ini mempunyai pori-pori pada
dindingnya., sehingga penguapan banyak terjadi. Sedang temperature
sekitar akar-akar pada tanaman yang ditanam dalam pot tanah lebih rendah
dari yang ditanam pada pot plastic. Pot tanah ini bermacam-macam
ukurannya. Untuk phalaenopsis, yang lebih disukai adalah pot dangkal,
demikian juga untuk seedling.
Pot
plastik tidak mempunya poro-pori pada dindingnya, menyebabkan air tidak
mudah menguap, dengan demikian frekuensi penyiraman dapat dikurangi.
Pot plastic pada umumnya baik untuk menumbuhkan seddling. Pada penanaman
yang rapat seddling tidak cepat kering.
Untuk
menanam beberapa macam vandal daun dan ascocenda, kotak katu juga
sering digunakan untuk wadahnya. Wadah ini baik, tetapi cepat kering,
penggunaan box kayu atau keranjang harus disertai penyiraman yang lebih
sering.
B. Penopang
Anggrek
pada waktu baru ditanam; baik anggrek epifit maupun anggrek tanah,
belum bias berdiri dengan baik. Untuk itu perlu penopang. Penopang untuk
anggrek pot dapat dibuat dari kawat besar atau bambu kecil. Bentuk dari
penopang bermacam-macam bergantung dari besar tanaman dab dapat
dikreasikan sendiri. Yang sudah ada dan sering digunakan, juga bentuknya
yang cukup sederhana adalah :
· Bambu
sebesar jari kelingking yang berbentuk salib terbalik, panjang bambu
yang melintang, disesuaikan dengan lebar pot sedemikian rupa sehingga
tetap diam ditempat. Media kemudian ditambahkan dan anggrek diletakkan
didalam pot. Anggrek ini supaya tetap teguh dalam pot, kemudian diikat
pada penopang tersebut.
· Kawat besar yang dijepitkan pada pinggir pot.
· Sebilah
bambu yang melintang dibawah rim pot sehingga bambu tidak dapat
bergerak. Cara ini sangat baik untuk cattleya, karena cattleya mempunyai
semacam rizom
BAB III
Metode Penelitian
1. ALAT DAN BAHAN
· Alat
1) Pisau
2) Sendok
· Bahan
1) Tanaman anggrek bulan 15 Batang
2) Pot berdiameter 15 cm 15 Buah
3) Arang kayu yang sudah dipecah berukuran panjang 3 cm, lebar 2-3 cm, dengan ketebalan 2-3 cm sebanyak 1/3 pot
4) Air
5) Tanah Humus 1/3 pot
2. LANGKAH KERJ A
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Memotong tanaman anggrek dari tanaman inangnya dengan menggunakan pisau.
3. Menyiapkan arang kayu dan tanah humus sebagai media tanamnya.
4. Meletakan sedikit arang di pot kemudian taruh tanaman anggrek ke pot dan memberi arang kayu kembali ke pot sampai padat.
5. Menyiram atau menyemprotkan sedikit air ke tanaman anggrek.
6. Melakukan penyiraman sehari dua kali agar tanaman dapat hidup.
3. Tabel hasil Penelitian
Media
|
Volume Pertumbuhan
| |||
Hari ke-1
|
Hari ke-10
|
Hari ke-20
|
Hari ke-30
| |
Arang
| ||||
Tanah
|
DAFTAR PUSTAKA
pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/bt152106.pdf
Tags
MAKALAH BIOLOGI