PENDAHULUAN
Latar belakang
Dalam
dunia tumbuhan, 420jt tahun yang lalu muncul tumbuhan darat. Sejak itu tumbuhan
darat berevolusi dengan cepat serta mengembangkan struktur yang lebih rumit
dibandingkan dengan alga, yakni membentuk jenis sel, jaringan dan organ.
Secara umum dunia tumbuhan dibagi
menjadi tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta)
dan tumbuhan yang tidak berpembuluhan (Thallophyta).
Tumbuhan berpembuluh dibagi menjadi 2 kelompok, yang pertama mempunyai alat
reproduksi tersembunyi sebagaimana di temukan pada paku-pakuan. Kelompok kedua
mencakup tumbuhan berbiji atau spermatophyta.
Tumbuhan berbiji atau spermatophyta dibagi
menjadi 2 yaitu tumbuhan berbji terbuka (Gymnospermae)
dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
Angiospermae merupakan kelompok
tumbuhan yang paling akhir muncul. Tumbuhan ini membentuk bagian utama dari
vegetasi alam dan yang dibudidayakan di bumi.
Tumbuhan terdiri atas banyak lapisan
sel, dan dibedakan atas berbagai fungsi kegiatan hidup. Sel-sel yang memiliki
bentuk, susunan dan fungsi yang sama disebut jaringan.
Jaringan dalam biologi
adalah sekumpulan sel
yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi
yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya
bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit
adalah histopatolog.
Jaringan
dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk setiap
kelompok sel-selnya. Organisme bertalus,
seperti alga
("ganggang") dan fungi
("jamur"), tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat
membentuk struktur-struktur khas mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor. Tumbuhan lumutdapat dikatakan telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum memiliki
jaringan pembuluh yang jelas.
Tujuan
Tujuan
dari pratikum ini adalah untuk mengenal beberapa jaringan pada tumbuhan
Angiospermae.
|
Pada awal perkembangan tumbuhan,
semua sel melakukan pembelahan diri. Akan tetapi, pada pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya, pembelahan sel menjadi terbatas hanya di bagian
khusus dari tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu
membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. Pada dasarnya,
pembelahan sel dapat pula berlangsung pada jaringan lain selain meristem,
seperti pada korteks batang, tetapi pembelahannya sangat terbatas.
Struktur tubuh tumbuhan tingkat
tinggi pada umumnya terdiri atas organ pokok yaitu akar, batang dan daun. Organ
tersusun oleh beberapa jaringan, dan jaringan disusun oleh beberapa sel yang
mempunyai bentuk, struktur, serta fungsi yang sama. Berdasarkan kemampuan sel
membelah jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua yaitu :
1.
Jaringan meristem
Jaringan
meristem adalah jaringan pada tumbuhan yang selalu mengalami pembelahan diri
secara terus menerus. Berdasarkan
posisinya dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Meristem
apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar.
b. Meristem
interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal
ruas tumbuhan anggota suku atau family rumput-rumputan.
c. Meristem
llateral,, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya.
Contohnya adalah cambium dan cambium gabus (felogen).
Berdasarkan
asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a.
Meristem primer, sel-selnya berkembang langsung
dari sel-sel embrionik (contoh: meristem apikal). Kegiatan jaringan meristem
primer menimbulkan batang dan akar bertambah panjang. Pertumbuhan jaringan
meristem primer disebut pertumbuhan primer.
b.
Meristem sekunder, sel-selnya berkembang dari
jaringan dewasa yang sudah mengalami diferensiasi. Contohnya adalah kambium dan
kambium gabus. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh
tumbuhan. Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang
tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae
(tumbuhan berbiji terbuka). Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk
kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu. Pada masa
pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan
pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis
dibandingkan kayu.
2.
Jaringan permanen (jaringan dewasa)
Jaringan permanen atau jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah
mengalami diferensiasi. Sifat-sifat jaringan dewasa antara lain:
·
Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak
diri
·
Mempunyai ukuran sel yang relatif besar
dibandingkan sel-sel meristem
·
Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel
sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel
·
Kadang-kadang selnya telah mati
·
Selnya telah mencapai penebalan dinding sesuai
dengan fungsinya
·
Di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel
Jaringan permanen atau jaringan dewasa di bedakan atas :
1.
Jaringan pelindung
a. Jaringan
epidermis
Epidermis merupakan jaringan paling luar yang menutupi permukaan organ
tumbuhan, seperti: daun, bagian bunga, buah, biji, batang, dan akar. Fungsi
utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian
sebelah dalam. bentuk, ukuran, dan susunan, serta fungsi sel epidermis
berbeda-beda pada berbagai jenis organ tumbuhan. Ciri khas sel epidermis adalah
sel-selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel.
Dinding sel epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian
yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal
dan mengandung lignin. Sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan
atau derivate epidermis, misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, dan sel
silica.
b. Jaringan
gabus
Dinding selnya mengandung suberin, sel mati dan kosong. Berfungsi untuk
protektif atau pelindung.
2.
Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran,
maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan
kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting
dalam proses regenerasi.Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat
meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama
terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan
endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti
pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur. Ciri utama sel
parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel
parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim
berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri
khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena
bentuk selnya membulat. Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun.
Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim
dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk
berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme
lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang
berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Cadangan makanan yang
terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma
atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang
jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan. Ciri penting dari sel
parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan
yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada
tumbuhan, oleh karena itu jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar.
3.
Jaringan penyokong(penguat).
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi :
a. Kolenkim
: tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding
sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi
tidak dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada
batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung
kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel – sel kolenkim dindingnya terdiri
atas selulosa.
b. Sklerenkim
: Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya
mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis.
Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid
disebut juga sel batu yang terdiri atas sel - sel pendek, sedangkan serabut sel
– selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut
berasal dari sel - sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh.
Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa,
kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola
yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
4.
Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut terdiri dari :
a. Xilem
: Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang
berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut
air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai
penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim
yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut
juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang. Xilem berperan mengangkut air dan mineral
dari dalam tanah ke daun.
b. Floem
: Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim. Tersusun atas beberapa
tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan
sklerenkim. Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit
kayu pada batang. floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh bagian tumbuhan.
|
Alat dan bahan
Alat
Alat yang di
gunakan dalam pratikum ini adalah :
1.
Mikroskop, kaca benda dan kaca penutup
2.
Cutter/silet
3.
Kain planel
4.
Buku gambar, alat tulis dan pensil warna
Bahan
Bahan yang
digunakan dalam pratikum ini adalah :
1.
Tanaman jagung (Zea mays)
2.
Tanaman kacang hijau (Vigna radiatus)
3.
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
4.
Tanaman kacang nagara/tunggak (Vigna unguiculata (L.) Walp)
Waktu dan tempat
Pratikum ini
dilaksanakan pada hari senin, 1 Oktober 2012, pada\ pukul 11.00-12.00 WITA,
bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur kerja
1.
Menyiapkan mikroskop, kaca benda dan kaca
penutup pada posisi yang tepat.
2.
Menyiapkan masing-masing preparat yang akan
diamati di bawah mikroskop.
3.
Mengamati bentuk dan gambarkan hasil pengamatan
dan lengkapi gambar dengan keterangan yang jelas.
|
Hasil
A.
Jagung (Zea mays)
keterangan ;
1.
Bulu
2.
Epidermis
3.
Floem
4.
Xilem
B. Tanaman kacang hijau (Vigna radiatus)
keterangan :
1.
Bulu
2.
Epidermis
3.
Floem
4.
Xilem
C. Tanaman kacang tanah(Arachis hypogaea L.)
keterangan :
1.
Epidermis
2.
Floem
3.
Xilem
D. Tanaman kacang nagara(Vigna unguiculata L.)
1.
Epidermis
2.
Floem
3.
Xilem
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan tampak adanya jaringan-jaringan pada batang
tubuh tumbuhan, antara lain epidermis yang biasa disebut kulit luar, floem atau
pembuluh tapis, xilem atau pembuluh kayu dan epidermis, ini menunjukkan bahwa
pada akar, batang, dan daun pada tumbuhan memiliki jaringan didalamnya. Xilem
dan floem disebut jaringan pengangkut yang terdapat pada berkas ikatan
pembuluh. Berkas pembuluh yang bentuknya khas menghadap ke dalam disebut xilem.
Tumbuhan diantara xilem dan floem terdapat kambium.
Jaringan-jaringan
yang terdapat pada tumbuhan dikotil dan monokotil berbeda. Batang tanaman
monokotil pada tanaman jagung terdiri atas tepi eksternal dan ditengah penuh
empulur. Batang tanaman dikotil pada tanaman kacang tanah, kacang hijau dan
kacang negara terdiri atas tiga daerah yaitu kulit, kayu, dan empulur.
Pada tanaman
kacang hijau (Arachis hypogaea),
kacang tanah (Vigna radiatus) dan
kacang negara (Vigna unguiculata (L),
terdapat lingkaran tahun sebagai akibat dari aktivitas kambium pada musim
kemarau dan musim hujan. Sedangkan jagung (Zea
mays) sama sekali tidak memiliki lingkaran tahun, akan tetapi jagung
memiliki xilem
dan floem yang letaknya menyebar
Ada perbedaan
atara tanaman monokotil dan tanaman dikotil. Tanaman monokotil berakar serabut,
batang antara ujung akar dengan kalpira jelas, partikel
terdiri dari beberapa lapisan sel berdinding tebal, tidak
memiliki cambium,
letak berkas pengangkut tetap berselang seling. Batangnya tidak bercabang,
pembuluh angkut tersebar, tidak memiliki jaringan empulur, tidak dapat di
bedakan korteks dan empulur, mempunyai meristem interkela. Perpotongan daun
sejajar atau melengkung dan tidak memiliki jaringan tiang.
Sedangkan
tanaman dikotil berakar tunggal, batas antara ujung dengan kalpira tidak jelas,
partikel terdiri dari suatu sel berdinding tebal, kambium tampak seperti
maristem sekunder, letak berkas pengangkut tidak berselang seling. Batangnya
bercabang pembuluh angkut teratur, ada cambium antara xilem dan floem, memiliki
jaringan empulur, dapat dibedakan antar daerah korteks dan empulur, tidak
mempunyai meristem interkalar. Perpotongan daun menjaring atau menyirip dan
memiliki jaringan tiang.
|
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1. Jaringan adalah kumpulan
sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
2. Jaringan berdasarkan
perkembangannya ada dua yaitu jaringan meristematis dan jaringan permanen.
3. Jaringan permanen (dewasa)
dibedakan atas :
1. Jaringan pengangkut, terdiri
dari xilem dan floem.
2. Jaringan pelindung, terdiri
dari epidermis dan gabus.
3. Jaringat penguat, terdiri
dari klerenkim dan sklerenkim.
4. Jaringan parenkim.
Saran
Sebaiknya setiap pengamatan harus dilakukan dengan
teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam memotong objek yang
akan diamati haruslah tipis dan rapi. Bahan tanaman yang akan digunakan sebagai
objek sekiranya berumur ± 3 minggu, agar jaringan yang ada di dalam tanaman
tersebut dapat terlihat dengan jelas.
|
Edel, Anton. 2000. Pintar
biologi. Jakarta: Gita media.
Estiti, Chidayah. 1995. Antomi tumbuhan berbiji. Bandung: ITB.
Haryati, Daroji. 2009. Jelajah fakta biologi 2. Jakarta: Tiga serangkai.
Kimball, J.W. 1983. Biologi jilid 1 edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Kimball, J.W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Mader, S.S. 2004. Biologi.
Boston: Mcgrow hill.
Pratiwi, dkk. 2006. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Saktiyono. 1999. Seribu
pena biologi. Jakarta: Erlangga.
Winatasasmita, D. 1986. Fisiologi hewan dan tumbuhan. Jakarta: Karunika.
Yatim, Wildan. 1982. Biologi. Bandung: Tarsito.
Tags
MAKALAH JARINGAN