BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam
sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering
juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari: lithium (Li), sodium (Na),
potassium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs) dan francium ](Fr). Disebut logam
alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang
bersifat basa (alkaline). Hal tersebutl menjadi latar belakang penulisan
makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
logam alkali tanah ?
2.
Bagaimana sifat fisis logam alkali tanah ?
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat
penulisan dalam makalah ini yaitu selain mengetahui Logam Alkali lebih jelas, ,
Sifat-sifat dalam Logam Alkali, Kecenderungan Dalam Sistim Periodik, juga dapat
mengenal lebih jauh macam-macam logam Alkali secara rinci dan jelas.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui Logam
Alkali lebih jelas,Macam-macam Logam Alkali, Sifat-sifat dalam Logam Alkali,
Kecenderungan Dalam Sistim Periodik, dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Logam
Alkali
Logam alkali adalah kelompok unsur kimia pada Golongan 1 tabel periodik, kecuali hidrogen. Kelompok ini terdiri dari: litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr). Semua unsur pada kelompok ini
sangat reaktif sehingga secara alami tak pernah ditemukan dalam bentuk tunggal.
Untuk menghambat reaktivitas, unsur-unsur logam alkali harus disimpan dalam
medium minyak.
2.2 Karakteristik
Beberapa jenis logam alkali
Seperti kelompok lainnya, anggota
dari grup ini dapat ditunjukkan dari konfigurasi elektronnya, terutama kulit terluarnya yang menghasilkan sifat sebagai berikut:
3
|
2, 1
|
[He]2s1
|
|
11
|
2, 8, 1
|
[Ne]3s1
|
|
19
|
2, 8, 8, 1
|
[Ar]4s1
|
|
37
|
2, 8, 18, 8, 1
|
[Kr]5s1
|
|
55
|
2, 8, 18, 18, 8, 1
|
[Xe]6s1
|
|
87
|
2, 8, 18, 32, 18, 8, 1
|
[Rn]7s1
|
2.3 Unsur-Unsur Golongan Alkali.
Unsur-unsur
golongan IA disebut juga logam alkali. Unsur-unsur alkali merupakan logam yang
sangat reaktif. Kereaktifan unsur alkali disebabkan kemudahan melepaskan
elektron valensi pada kulit ns1 membentuk senyawa dengan bilangan
oksidasi +1. Oleh sebab itu, unsur-unsur logam alkali tidak ditemukan sebagai
logam bebas di alam, melainkan berada dalam bentuk senyawa.
2.4 Kelimpahan Unsur Logam Alkali di
Alam.
Sumber utama logam alkali adalah air laut. Air laut merupakan
larutan garam-garam alkali dan alkali tanah dengan NaCl sebagai zat terlarut
utamanya. Jika air laut diuapkan, garam-garam yang terlarut akan membentuk
kristal. Selain air laut, sumber utama logam natrium dan kalium adalah deposit
mineral yang ditambang dari dalam tanah, seperti halit (NaCl), silvit (KCl),
dan karnalit (KCl.MgCl.H2O). Mineral-mineral ini banyak ditemukan di
berbagai belahan bumi.
Tabel 3.7 Mineral Utama Logam Alkali
Unsur
|
Sumber Utama
|
Litium
|
Spodumen,
LiAl(Si2O6)
|
Natrium
|
NaCl
|
Kalium
|
KCl
|
Rubidium
|
Lepidolit,
Rb2(FOH)2Al2(SiO3)3
|
Cesium
|
Pollusit,
Cs4Al4Si9O26.H2O
|
Pembentukan mineral Logam Alkali
tersebut melalui proses yang lama. Mineral Logam Alkali berasal dari air laut
yang menguap dan garam-garam terlarut mengendap sebagai mineral. Kemudian, secara
perlahan mineral Logam Alkali tersebut tertimbun oleh debu dan tanah sehingga
banyak ditemukan tidak jauh dari pantai. Logam alkali lain diperoleh dari
mineral aluminosilikat. Litium terdapat dalam bentuk spodumen, LiAl(SiO3)2.
Rubidium terdapat dalam mineral lepidolit. Cesium diperoleh dari pollusit yang
sangat jarang, CsAl(SiO3)2.H2O. Fransium
bersifat radioaktif.
2.5 Sifat-Sifat Unsur Logam Alkali.
Unsur-unsur logam alkali semuanya
logam yang sangat reaktif dengan sifat-sifat fisika ditunjukkan pada Tabel 3.8.
Logam alkali sangat reaktif dalam air. Oleh karena tangan kita mengandung air,
logam alkali tidak boleh disentuh langsung oleh tangan. Tabel 3.8 Sifat-Sifat
Fisika Logam Alkali
Sifat Sifat
|
Li
|
Na
|
K
|
Rb
|
Cs
|
Titik
leleh (°C)
|
181
|
97,8
|
63,6
|
38,9
|
28,4
|
Titik
didih (°C)
|
1347
|
883
|
774
|
688
|
678
|
Massa
jenis (g cm–3)
|
0,53
|
0,97
|
0,86
|
1,53
|
1,88
|
Keelektronegatifan
|
1,0
|
0,9
|
0,8
|
0,8
|
0,7
|
Jari-jari
ion ( )
|
0,9
|
1,7
|
1,5
|
1,67
|
1,8
|
Semua unsur golongan IA berwarna
putih keperakan berupa logam padat, kecuali cesium berwujud cair pada suhu
kamar. Logam alkali Natrium merupakan logam lunak dan dapat dipotong dengan
pisau. Logam alkali Kalium lebih lunak dari natrium. Pada Tabel 3.8 tampak
bahwa logam litium, natrium, dan kalium mempunyai massa jenis kurang dari 1,0 g
cm–3. Akibatnya, logam tersebut terapung dalam air (Gambar 3.12a).
Akan tetapi, ketiga logam ini sangat reaktif terhadap air dan reaksinya
bersifat eksplosif disertai nyala.
Gambar 3.12 (a) Logam litium
terapung di air karena massa jenisnya lebih kecil dari air. (b) Logam natrium
harus disimpan dalam minyak tanah.
Sifat-sifat fisika logam alkali
seperti lunak dengan titik leleh rendah menjadi petunjuk bahwa ikatan logam
antaratom dalam alkali sangat lemah. Ini akibat jari-jari atom logam alkali
relatif besar dibandingkan unsur-unsur lain dalam satu periode. Penurunan titik
leleh dari logam alkali litium ke cesium disebabkan oleh jari-jari atom yang
makin besar sehingga mengurangi kekuatan ikatan antaratom logam. Logam-logam
alkali merupakan reduktor paling kuat, seperti ditunjukkan oleh potensial
reduksi standar yang negatif.
Tabel 3.9 Potensial Reduksi Standar Logam Alkali
Logam Alkali
|
Li
|
Na
|
K
|
Rb
|
Cs
|
Potensial
reduksi (V)
|
–3,05
|
–2,71
|
–2,93
|
–2,99
|
–3,02
|
Keelektronegatifan logam alkali pada
umumnya rendah (cesium paling rendah), yang berarti logam tersebut cenderung
membentuk kation. Sifat logam alkali ini juga didukung oleh energi ionisasi
pertama yang rendah, sedangkan energi ionisasi kedua sangat tinggi sehingga
hanya ion dengan biloks +1 yang dapat dibentuk oleh logam alkali. Semua logam
alkali dapat bereaksi dengan air. Reaksi logam alkali melibatkan pergantian
hidrogen dari air oleh logam membentuk suatu basa kuat disertai pelepasan gas
hidrogen.
2Na(s) + 2H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2(g)
Kereaktifan logam alkali terhadap
air menjadi sangat kuat dari atas ke bawah dalam tabel periodik. Sepotong logam
litium jika dimasukkan ke dalam air akan bergerak di sekitar permukaan air
disertai pelepasan gas H2. Logam alkali Kalium bereaksi sangat
dahsyat disertai ledakan dan nyala api berwarna ungu. Dalam udara terbuka,
logam alkali bereaksi dengan oksigen membentuk oksida. Logam alkali Litium
membentuk Li2O, natrium membentuk Na2O, tetapi produk
yang dominan adalah natrium peroksida (Na2O2). Jika
kalium dibakar dengan oksigen, produk dominan adalah kalium superoksida (K2O),
suatu senyawa berwarna kuning-jingga. Oksida ini merupakan senyawa ion dari ion
K+ dan ion O2–.
Sifat-sifat
logam Alkali:
1.
Sangat reaktif
2.
Bereaksi dengan halogen membentuk garam
3.
Bereaksi dengan air membentuk basa kuat
4.
Elektron terluar 1
5.
Lunak
6.
Titik lebur rendah
7.
Massa Jenis rendah
8.
Potensial untuk ionisasi sangat rendah
9.
Tingkat elektronegativitas : Li > Na > K > Rb > Cs > Fr
10.
Tingkat reaktivitas : Li < Na < K < Rb < Cs < Fr
11.
Titik lebur dan titik uap : Li > Na > K > Rb > Cs > Fr
2.6 Jari –jari atom
Pengertiannya
adalah jarak dari inti kekulit terluar. Jari2 atom
dari atas
kebawah semakin besar.
Mengapa??
karena
jumlah lintasan semakin besar.
Masih
ingatkan tentang pelajaran kuliat K,L,M
Ya, semaking
besar nomor atom unsur tersebut semakin banyak kulit yang di milikinya.
2.7 Titik
Didih & Titik beku serta kerapatan
Semakin besar titik didih maka semakin besar nomor atom.
Semakin besar Nomor atom maka
semakin besar pula kerapatan pada atom tersebut, maka semakin banyak membentuk
ikatannya dan semakin membutuhkan waktu yang lama untuk memisahkan
ikatan—ikatan tersebut sehingga titik didih dan titik beku semakin tinggi.
Apa arti
energi ionisasi pertama (EI-I)?
Misalnya
natrium, Na.
Persamaan
ionisasinya dapat ditulis sebagai berikut:
Na(g) + EI-I
--> Na+(g) + e
Bagaimana
menjelaskan persamaan reaksi di atas?
Energi
ionisasi pertama adalah sejumlah energi yang diperlukan oleh suatu atom netral
dalam wujud gas, Na(g) untuk melepaskan satu elektron yang terikat paling
lemah, membentuk ion positif dalam bentuk gas, Na+(g).
Mengapa atom
Na dan ion Na+ keduanya dalam bentuk gas? Menurut kenyataan, jika logam natrium
direaksikan dengan gas khlor, persamaan reaksinya adalah:
2 Na(s) +
Cl2(g) --> 2 NaCl(s).
Sekarang
kita kembali ke EI-I. Mungkinkah logam alkali menjadi ion +2 dengan melepaskan
elektron kedua yang memerlukan EI-II? Tidak mungkin. Mangapa? Setelah menjadi
ion Na+(2,8), sudah stabil, isoelektronik dengan Ne(2,8). EI-II lebih besar
dibanding EI-I karena jumlah muatan positif inti lebih besar dari muatan negatif
elektron, sehingga jari-jari ionnya juga sudah mengecil. Karena EI-II sangat
besar, maka logam alkali hanya membentuk ion +1 sesuai elektron valensinya.
2.9 Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang
menyertai proses penambahan 1 elektron pada satu atom netral dalam wujud gas,
sehingga terbentuk ion bermuatan –1. Afinitas elektron juga dinyatakan dalam kJ
mol–1. Unsur yang memiliki afinitas elektron bertanda negatif, berarti
mempunyai kecenderungan lebih besar dalam menyerap elektron daripada unsur yang
afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron,
maka makin besar kecenderungan unsur tersebut dalam menyerap elektron
(kecenderungan membentuk ion negatif).
Dari sifat ini dapat disimpulkan
bahwa:
1. Dalam satu golongan, afinitas
elektron cenderung berkurang dari atas ke bawah.
2. Dalam satu periode, afinitas
elektron cenderung bertambah dari kiri ke kanan.
3. Kecuali unsur alkali tanah dan gas
mulia, semua unsur golongan utama mempunyai afinitas elektron bertanda negatif.
Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh golongan halogen.
2.10 Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan
atau kecenderungan suatu atom untuk menangkap atau menarik elektron dari atom
lain. Misalnya, fluorin memiliki kecenderungan menarik elektron lebih kuat
daripada hidrogen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keelektronegatifan fluorin
lebih besar daripada hidrogen. Konsep keelektronegatifan ini pertama kali
diajukan oleh Linus Pauling (1901 – 1994) pada tahun 1932.
Unsur-unsur yang segolongan,
keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil sebab gaya tarik inti makin
lemah. Sedangkan unsur-unsur yang seperiode, keelektronegatifan makin ke kanan
makin besar. Akan tetapi perlu diingat bahwa golongan VIIIA tidak mempunyai
keelektronegatifan. Hal ini karena sudah memiliki 8 elektron di kulit terluar.
Jadi keelektronegatifan terbesar berada pada golongan VIIA.
2. 11
Sifat magnetic
Sifat magnet
suatu atom unsure berkaitan dengan struktur elktronnya, sesuai dengan aturan aufbau, larangan Pauli, dan aturan
Hund. Electron di dalam orbital suatu atom ada yang berpasangan dan ada
yang tidak berpasangan. Beberapa atom misalnya atom-atom gas mulia semua
elektronnya berpasangan, tetapi beberapa atom yang lain tidak berpasangan.
Akibat dari kedua keadaan tersebut berakibat pula pada interaksinya terhadap
medan magnet. Atom-atom yang semua elektronnya telah berpasangan cenderung
ditolak oleh medan magnet dan disebut sebagai atom diamagnetic, sedangkan atom-atom yang mempunyai electron tidak
berpasangan akan tertarik oleh medan magnet dan disebut atom yang bersifat paramagnetic.
Adanya electron
yang tidak berpasangan menimbulkan momen magnet yang diukur dalam satuan bohr-magneton
(BM). Besarnya momen magnet dapat di perkirakan dengan rumus :
µ = Ön(n+2)
dengan,
µ = momen magnet dalam bohr-magneton
n = jumlah
electron tidak berpasangan
2.12 Sifat Kimia
Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding
logam golongan lain. Hal ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat
satu elektron dan energi ionisasi yang lebih kecil dibanding unsur golongan
lain. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, kereaktifan logam alkali makin
bertambah seirng bertambahnya nomor atom.
Reaksi dengan Air : Produk
yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air adalah gas hidrogen dan logam
hidroksida. Logam hidroksida yang dihasilkan merupakan suatu basa kuat.
Makin kuat sifat logamnya basa yang dihasilkan makin kuat pula, dengan demikian
basa paling kuat yaitu dihasilkan oleh sesium. Reaksi antara logam alkali dan
air adalah sebaga berikut:
2M(s) + 2H2O(l) ―→ 2MOH(aq)
+ H2(g) (M = logam alkali)
Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang eksotermis. Li
bereaksi dengan tenang dan sangat lambat, Natrium dan kalium bereaksi dengan
keras dan cepat, sedangkan rubidium dan sesium bereaksi dengan keras dan dapat
menimbulkan ledakan.
Reaksi dengan Udara : Logam alkali
pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air dan oksigen. Untuk menghindari
hal ini, biasanya litium, natrium dan kalium disimpan dalam minyak atau minyak
tanah untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara.
Litium merupakan satu-satunya unsur alkali yang bereaksi dengan nitrogen
membentuk Li3N. Hal ini disebabkan ukuran kedua atom yang tidak
berbeda jauh dan struktur yang dihasilkanpun sangat kompak dengan energi kisi
yang besar.
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dengan oksigen
yakni berupa oksida logam. Berikut reaksi yang terjadi antara alkali
dengan oksigen
4L + O2 ―→ 2L2O
(L = logam alkali)
Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk bermacam-macam
tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih,
natrium membentuk peroksida, sedangkan kalium, rubidium dan sesium
selain peroksida dapat pula membentuk membentuk superoksida. Persamaan
reaksinya
Na(s) + O2(g) ―→ Na2O2(s)
L(s) + O2(g) ―→ LO2(s)
(L = kalium, rubidium dan sesium)
Reaksi dengan Hidrogen : Dengan
pemanasan logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk senyawa
hidrida. Senyawa hidrida yaitu senyawaan logam alkali yang atom hidrogen
memiliki bilangan oksidasi -1.
2L(s) + H2(g) ―→ 2LH(s) (L
= logam alkali)
Reaksi dengan Halogen :
Unsur-unsur halogen merupakan suaru oksidator sedangkan logam alkali merupakan
reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara logam alkali dengan
halogen merupakan reaksi yang kuat. Produk yang diperoleh dari reaksi ini
berupa garam halida.
2L + X2 ―→ 2LX
(L = logam alkali, X = halogen)
Reaksi dengan Senyawa :
Logam-logam alkali dapat bereaksi dengan amoniak bila dipanaskan dan akan
terbakar dalam aliran hidrogen klorida.
2L + 2HCl ―→ LCl + H2
2L + 2NH3 ―→ LNH2 + H2 L =
logam alkali
a. Kereaktifan unsur
Kereaktifan logam alkali ditunjukkan oleh reaksi - reaksinya dengan
beberapa unsur non logam. Dengan gas hidrogen dapat bereaksi membentuk hidrida
yang berikatan ion, dalam hal ini bilangan oksidasi hydrogen adalah -1 dan bilangan
oksidasi alkali +1. Dengan oksigen dapat membentuk oksida, dan bahkan beberapa
di antaranya dapat membentuk peroksida dan superoksida. Litium bahkan dapat
bereaksi dengan gas nitrogen pada suhu kamar membentuk litium nitrida (Li3N).
Semua senyawa logam alkali merupakan senyawa yang mudah larut dalam air, dengan
raksa membentuk amalgam yang sangat reaktif sebagai reduktor. Beberapa reaksi
logam alkali dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel. Beberapa Reaksi Logam Alkali
|
|
Reaksi
Umum
Keterangan
|
|
4M(s) + O2(g) ->2M2O(s)
2M(s) + O2(g) ->M2O2(s)
2M(s) + X2(g) ->2MX(s)
2M(s) + S(g) ->M2S(s)
2M(s) + 2H2O(g) ->2MOH(aq) + H2(g)
2M(s) + H2(g) ->2MNH2(s) + H2(g)
6M(s) + N2(g) -> 2M3N(s)
|
jumlah oksigen terbatas dipanaskan di udara dengan oksigen berlebihan.
Logam K dapat membentuk superoksida (KO2).
X adalah F, Cl, Br, Ireaksi dahsyat, kecuali Li
dengan katalisator hanya Li yang dapat bereaksi
gas H2 kering (bebas air) reaksi dengan asam (H+) dahsyat
|
Logam alkali dapat larut dalam ammonia pekat (NH3), diperkirakan
membentuk senyawa amida.
Na(s) + NH3(l) ->NaNH2(s) + ½ H2(g)
Reaksinya dengan air merupakan
reaksi eksoterm dan menghasilkan gas hidrogen yang mudah terbakar. Oleh karena
itu, bila logam alkali dimasukkan ke dalam air akan terjadi nyala api di atas
permukaan air.
Dalam amonia yang sangat murni
akan membentuk larutan berwarna biru, dan merupakan sumber elektron yang
tersolvasi (larutan elektron).
Logam - logam alkali
memberikan warna nyala yang khas, misalnya Li (merah), Na (kuning), K (ungu),
Rb (merah), dan Cs (biru/ungu). Warna khas dari logam alkali dapat digunakan
untuk identifikasi awal adanya unsur alkali dalam suatu bahan.
b. Kelarutan Garam Alkali
Kelarutan garam alkali dalam air
sangat besar sehingga sangat bermanfaat sebgai pereaksi dalam laboratorium.
Namun demikian kelarutan ini sangat bervariasi sebagaimana ditunjukkan oleh
seri natrium halide
Kelaruna suatu senyawa bergantung
pada besaran-besaran entalpi yaitu energi kisi, entalpi hidrasi kation dan
anion bersama-sama dengan perubahan entropi yang bersangkutan
Tambahan pula terdapat hubungan yang bermakna antara kelarutan garam alkali dengan jari-jari kation untuk anion yang sama, namun hubungan ini dapat menghasilkan kurva kontinu dengan kemiringan (slope) positif maupun negatif.
Tambahan pula terdapat hubungan yang bermakna antara kelarutan garam alkali dengan jari-jari kation untuk anion yang sama, namun hubungan ini dapat menghasilkan kurva kontinu dengan kemiringan (slope) positif maupun negatif.
C. Sifat Asam & Sifat Basa
Senyawa
LiCl memiliki kekuatan ikatan ion lebih lemah dibanding NaCl, apalagi KCl yang
ikatan ionnya lebih kuat. Oleh karena itu dikatakan sifat ion LiCl lemah.
Hal
ini disebabkan letak pasangan elektron ikatan (PEI) pada LiCl sedikit lebih
menjauhi Cl dibanding pada NaCl. Untuk KCl PEInya lebih rapat ke arah Cl.
Perubahan
sifat antara kovalen dan ionik seperti perubahan sifat logam dan non logam,
juga seperti halnya sifat asam basa hidroksida dalam suatu perioda. Oleh karena
itu ada senyawa yang sifat ionnya melemah dan sifat kovalennya menguat.
Persamaan Reaksi Kimia antara Larutan Asam dan Basa
Jejaring Kimia
- Asam basa merupakan dua larutan yang menghasilkan ion jika dilarutkan dalam
air (Asam Basa Arrhenius). Dikatakan asam jika larutan tersebut menghasilkan
ion H+ dan sisa asamnya berupa non logam.
HA --> H+ + A- (A-
merupakan sisa asam/non logam).
Sedangkan
basa merukapakan larutan yang menghasilkan ion OH- dan sisa basanya berupa
logam (golongan IA, IIA, Al dan Fe).
BOH --> B+ + OH- (B+
merupakan sisa basa/logam).
Secara umum reaksi asam basa adalah sebagai berikut:
HA + BOH --> BA + H - OH (BA merupakan garam)
Untuk mempermudah dalam menyetarakan reaksi asam basa, maka saya membaginya dalam 4 kelompok.
d. Daya mempolarisasi dan terpolarisasi
Daya mempolarisasi kation
ditentukan oleh perbandingan muatan kation terhadap jari-jari kation. Daya
polarisasi ini kuat bila muatan ionnya besar, tetapi jari-jari kationnya kecil.
Sebaliknya, ukuran dan muatan anion semakin besar akan semakin mudah anion
tersebut mengalami polarisasi.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
beberapa penjelasan yang telah dibahas dalam BAB II, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Dalam sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling
kiri sering juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari: lithium (Li),
sodium (Na), potassium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs) dan francium (Fr).
Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air menghasilkan
larutan yang bersifat basa (alkaline). Logam Alkali juga memiliki sifat-sifat
fisika dan kimia, seperti logam alkali berbentuk padatan kristalin, merupakan
penghantar panas dan listrik yang baik, merupakan reduktor paling kuat, mudah
bereaksi dengan air, sehingga logam harus disimpan dalam minyak tanah, dan
lain-lain.
3.2 Saran
Bagi
para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak
ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber.
Sebaiknya
mencari sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai Kimia Unsur
Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel periodik.
Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel periodik.
DAFTAR
PUSTAKA
Purba, Michael. 2006.
KIMIA Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga
Purba, Michael. 2004.
KIMIA Untuk SMA Kelas XI Semester GanjilI. Jakarta : Penerbit Erlangga
http://entoen.nu/beemster/id
http://id.wikipedia.org
http://entoen.nu/id
http://corrosion-doctors.org/Electrochem/Cell.htmü
http://id.wikipedia.org
http://entoen.nu/id
http://corrosion-doctors.org/Electrochem/Cell.htmü
Tags
MAKALAH KIMIA