. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Indonesia sebagai
Negara kepulauan memiliki luas laut lebih besar dari pada luas daratan. Jumlah pulau di Negara
inin sebanyak 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km atau 18.4 %
dari garis pantai dunia (Wirayawan dkk, 2005). Wilayah laut Indonesia yang terletak pada garis khatulistiwa
terkenal memiliki kekayaan dan keanekaragaman sumberdaya alam, baik sumberdaya
alam yang dapat pulih seperti perikanan, hutan mangrove, terumbu karang dan
lainnya, maupun yang tidak dapat pulih seperti tambang. Wilayah pesisir yang merupakan wilayah
peralihan antara ekosistem darat dan laut, memiliki potensi sumberdaya alam dan
jasa lingkungan yang mengundang daya tarik berbagai pihak untuk
memanfaatkannya.
Sumberdaya pesisir terdiri dari
sumberdaya hayati (ikan, terumbu karang, mangrove), non hayati (mineral) dan
jasa lingkungan. Sumber daya pesisir
mempunyai keunggulan komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar,
beraneka ragam dan laut tropis yang terkaya. Sumberdaya pesisir merupakan salah
satu kekayaan alam yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Akan tetapi pemanfaatan sumberdaya
tersebut sampai saat ini kurang
memperhatikan kelestariannya, akibatnya terjadi penurunan fungsi, kualitas
serta keanekaragaman hayati yang ada.
Sebagai contoh adalah degradasi ekosistem terumbu karang yang telah
teridentifikasi sejak tahun 1990-an.
Dari hasil penelitian P2O-LIPI (2001) diketahui bahwa terumbu karang
Indonesia dalam kondisi sangat baik hanya 6.41 %, kondisi baik 24,3 %, kondisi
sedang 29,22 % dan kondisi rusak 40,14 %.
Data ini menunjukkan sebagian besar kondisi terumbu karang di Indonesia
dalam keadaan rusak. Kerusakan tersebut
pada umumnya disebabkan oleh kegiatan perikanan destruktif, yaitu penggunaan
bahan peledak, racun sianida, penambangan karang, pembuangan jangkar perahu dan
sedimentasi. Pelaku kerusakan tidak hanya dilakukan oleh nelayan-nelayan
tradisional, juga oleh nelayan-nelayan modern dan nelayan asing.
Dalam rangka mengatasi degradasi
sumberdaya pesisir termasuk terumbu
karang di Indonesia, diperlukan suatu desain pengelolaan yang
komprehensif. Desain pengelolaan ini
diharapkan dapat menyatukan beberapa kebijakan yang ada sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan
masyarakat.
1.2. Tujuan
DOWNLOAD DISINI
Tags
JURNAL BIOLOGI