INFEKSI NIFAS, KETUBAN PECAH
DINI, CEFALLO PELVIC DISEASES (CPD)
Pengertian
Infeksi
nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman kedalam
alat genital pada waktu persalinan dan nifas.
(ilmu kebidanan sarwono, hal : 689).
A. Penyebab
- Streetococcus heamoliticus aerobik
- Stapnylococcus aureus
- Eschericia coll
- Clostridium welchi
(ilmu kebidanan sarwono, hal : 690)
B. Cara terjadinya infeksi
- Tangan pemeriksaan yang masuk kedalam vagina dengan sarung tangan tidak sepenuhnya bebas dari kuman
- Droplet Infection
- Koitus pada akhir kehamilan dengan pecah ketuban
- infeksi intra partum terjadi pada partus lama, ketuban sudah pecah lama, pemeriksaan dalam berulang kali.
Tanda-tanda
infeksi
- Kenaikan suhu, disertai dengan leukosit dan takiradi
- DJJ meningkat, air ketuban menjadi keruh dan berbau
- Pada masa nifas disertai lokia berbau, warna lokia kuning ke hijau-hijauan.
(ilmu kebidanan sarwono, hal : 690)
C. Faktor Predisposisi
- Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita seperti perdarahan banyak, pre-eklamsia, juga infeksi lain seperti pneumonia, penyakit jantung dan sebagainya.
- Partus lama, dengan ketuban pecah lama
- Tertinggalnya plasenta, selaput ketuban, dan bekuan darah.
(ilmu kebidanan, sarwono, hal : 691)
Penyakit/infeksi
Pada Masa Nifas
Vulvitis
Pada
infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan sekitarnya
membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak, jahitan mudah terlepas, dan
luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan pus.
Vaginitis
Infeksi
vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui perineum.
Permukaan makosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus, dan getah mengandung
nanah yang keluar dari daerah ulkus, penyebaran dapat terjadi, tetapi pada
umumnya infeksi tinggi terbatas.
Servisitis
Infeksi
serviks juga terjadi, akan tetapi biasanya tidak menimbulkan banyak gejala.
Luka serviks yang dalam dan meluas dan langsung ke dasar ligamentum latum dapat
menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.
Endometritis
Tanda-tanda
gejala endrometritis
- Demam
- Lochea berbau
- Involusi tidak sempurna
- Kuman-kuman memasuki endometrium biasanya luka
bekas insersio plasenta.
Perioritis
Infeksi
nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe didalam uterus lansung mencapai
peritoneum dan menyebabkan perotonitis, atau melalui jaringan diantara kedua
lembar ligamentum latum yang menyebabkan parametritis (sellulitis pelvika).
a. Pelvio perionitis
Hanya
teralokasir dalam rongga pelvis
Tanda dan gejala : Demam,
nyeri perut bawah, nyeri VT, kavum Douglas menonjol karena abses.
b. Parotonitis umum
Tanada dan gejala : Perut
kembung, pucat, muka cekung, suhu meningkat, kulit dingin, nadi cepat dan
kecil, mata cekung, nyeri perut tekan.
Septikemia dan Piemia
Disebabkan
oleh streptococcus hamocylcus gol A kuman/toxin langsung masuk keperedaran
darah, infeksi dan abses pada organ-organ sebuah yang dihinggapi (paru, ginjal,
otak, dan lain-lain).
Tanda dan gejala :
Lokia
berbau, bernanah dan inovolusi uterus buruk.
Septicemia lebih akut dari plemia dengan tanda dan
gejala : kelihatan sakit dan lemah,
suhu meningkat 39-40 C keadaan umum jelek, menggigil nadi cepat 140-160 x/I, TD
menurun, sesak nafas, kesadaran menurun, gelisah, plemia dengan tanda dan
gejala : rasa sakit daerah tromboflebitis, suhu meningkat, menggigil kemudian
suhu menurun lagi seperti penyakit malaria.
CEFALLO PELVIC DISEASES (CPD)
Pengukuran panggul (pelvimetri)
merupakan cara pemeriksaan yang penting untuk mendapat keterangan lebih banyak
tentang keadaan panggul.
Keadaan panggul merupakan
faktor penting dalam kelangsungan persalinan, tetapi yang tidak kurang penting
ialah hubungan antara kepala janin dengan panggul ibu, besarnya kepala janin
dalam perbandingan dengan luasnya panggul ibu menentukan apakah ada disproporsi
sefalopelvik atau tidak.
Pada harmil tua dengan janin
dalam presentasi kepala dapat dinilai agak kasar adanya disproporsi
setalopelvik dan kemungkinan mengatasinya. Untuk hal ini pemeriksaan dengan
tangan yang satu menekan kepala janin dari atas ke arah rongga panggul, sedang
tangan lain yang diletakkan pada kepala, menentukan apakah bagian ini menonjol
di atas simfisis atau tidak (rnetoda Osborn). emeriksaan yang lebih sempurna
ialah metoda Muller Munro Kerr ; tangan yang satu memegang kepala janin dan menekannya
ke arah rongga panggul. sedang 2 jari tangan yang lain dimasukkan ke dalam
rongga vagina untuk menentukan sampai berapa jauh kepala mengikuti tekanan
tersebut. Sementara itu ibu jari tangan yang masuk dalam vagina memeriksa dari
luar hubungan antara kepala dan simfisis.
Kesempitan pada pintu atas
panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila konjugata
vera kurang dari 10 cm, atau diameter transversa kurang dari 12 cm. Kesempitan
pada konjugata vera (panggul picak) umumnya lebih menguntungkan dan pada
kesempitan pada semua ukuran (panggul sempit seluruhnya). Oleh karena pada
panggul sempit kemungkinan lebih besar bahwa kepala tertahan oleh pintu atas
panggul, maka dalam hal ini servik uteri kurang mengalami tekanan kepala. Hal
ini dapat mengakibatkan inersia uteri serta lambannya pendataran dan pembukaan
serviks. Apabila pada panggul sempit pintu atas panggul tidak tertutup dengan
sempurna oleh kepala janin, ketuban bisa pecah pada pembukaan kecil dan ada
bahaya pula terjadinya prolapsus funikuli. Pada panggul picak turunnya belakang
kepala bisa tertahan dengan akibat terjadinya defleksi kepala, sedang pada
panggul sempit seluruhnya ditemukan rintangan pada semua ukuran ; kepala
memasuki rongga panggul dengan hiperfleksi. Selanjutnya montage kepala janin
dapat dipengaruhi oleh jenis asinkltismus ; dalam hal ini asinklitismus
anterior lebih menguntungkan daripada asinklitismus posterior oleh karena pada
mekanisme yang terakhir gerakan os parietale posterior yang terletak paling
bawah tertahan oleh simfisis, sedang pada asinklitismus anterior os parietale
anterior dapat bergerak lebih leluasa kebelakang.
Kesempitan panggul tengah
Dengan sakrum melengkung sempurna, dinding-dinding
panggul tidak berkonvergensi, foramen isciadikum mayor cukup luas, dan spina
isikiadika tidak rnenonjol kedalam, dapat diharapkan bahwa panggul tengah tidak
akan menyebabkan rintangan bagi lewatnya kepala janin. Ukuran terpenting, yang
hanya dapat ditetapkan secara pasti dengan pelvimetri roentgenologik, ialah
distansia interpinarum. Apabila ukuran ini kurang dari 9,5 cm, perlu kita
waspada terhadap kemungkinan kesukaran pada persalinan, apalagi bila diameter
sagittalis posterior pendek pula. Pada panggul tengah yang sempit, lebih sering
ditemukan posisi oksipitalis posterior persisten atau presentasi kepala dalam
posisi lintang tetap (transverse arrest).
Kesempitan pintu bawah panggul
Pintu bawah panggul tidak merupakan bidang yang datar,
tetapi terdiri atas segi tiga depan dan segi tiga belakang yang mempunyai dasar
yang sama, yakni distansia tuberum. Apabila ukuran yang terakhir ini lebih
kecil daripada biasa, maka sudut urkus pubis mengecil pula (kurang daripada 800).
Agar supaya dalam hal ini kepala janin dapat lahir, diperlukan ruangan yang
lebih besar pada bagian belakang pintu bawah panggul. Dengan diameter sagitalis
posterior yang cukup panjang persalinan dengan vagina dapat dilaksanakan,
walaupun dengan perlukaan luas pada perineum. Dengan distansia tuberum bersama
dengan diameter sagittalis posterior kurang dari 15 cm, timbul kemacetan pada
kelahiran janin ukuran biasa.
(Ilmu kebidanan sarwono, Hal 640-643)
- Pengaruh panggul sempit pada kehamilan dan persalinan. Panggul sempit mempunyai pengaruh yang besar pada kehamilan maupun persalinan.
Pengaruh pada Kehamilan :
a.
Dapat
menimbulkan retrofexio uterigravidi incarcerata.
b.
Karena
kepala tidak dapat turun, terutama pada primigravida fundus lebih tinggi
daripada biasa dan menimbulkan sesak napas atau gangguan peredaran darah.
c.
Kadang-kadang
fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung.
d.
Perut
yang menggantung pada seorang primigravida merupakan tanda panggul sempit
(abdomen pendulum).
e.
Kepala
tidak turun ke dalam rongga panggul pada bulan terakhir.
f.
Dapat
menimbulkan letak muka, letak sungsang, dan letak lintang.
g.
Biasanya
anak seorang ibu dengan panggul sempit lebih kecil dari pada ukuran bayi
(rata-rata).
Bahaya pada ibu
a.
Partus
lama yang seringkali disertai pecahnya ketuban pada pembukaan kecil dapat menimbulkan
dehidrasi serta asidosis, dan infeksi intrapartum.
b.
Dengan
his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan dapat timbul.
regangan segmen bawah uterus dan pembentukan lingkaran retraksi patologik
(Bandl) Keadaan ini terkenal dengan nama rupture uteri mengancam apalagi tidak
segera diambil tindakan untuk mengurangi akan timbul timbul rupture uteri
c.
Dengan
persalinan tidak maju karena disproporsi sefalopelvik, jalan lahir pada suatu
tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dan tulang panggul. Hal
itu menimbulkan gangguan sirkulasi dengan akibat terjadinya iskemia kemudian
nekrosis pada tempat tersebut. Beberapa hari post partum akan terjadi
vesikoservikalis atau fistula vesikovaginalis.
Penanganan
Tindakan utama untuk menangani persalinan ada CPD
yakni dengan persalinan Percobaan dan seksio cesare.
- Persalinan Percobaan
Adalah percobaan untuk melakukan persalinan per
vaginam pada Wanita-wanita dengan panggul yang relatif sempit. Persalinan
percobaan hanya dilakukan pada letak belakang kepala. Jadi, tidak dilakukan
pada letak sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak lainnya.
Persalinan percobaan dimulai pada permulaan persalinan
dan berakhir setelah kita mendapat keyakinan bahwa persalinan tidak dapat
berlangsung per vaginam atau setelah anak lahir per vaginam.
Persalinan percobaan dikatakan berhasil jika anak
lahir per vaginam secara spontan atau dibantu dengan ekstraksi (forseps atau
vakum) dan anak serta ibu dalam keadaan baik.
Persalinan percobaan dihentikan jika :
1.
Pembukaan
tidak atau kurang sekali kemajuannya.
2.
Keadaan
ibu atau anak menjadi kurang baik.
3.
Ada
lingkaran retraksi yang patologis.
4.
Setelah
pembukaan lengkap dan ketuban pecah walaupun his cukup baik dan dilakukan
pimpinan persalinan dengan baik, bagian kepala dengan diameter terbesar dalam 1
jam tetap tidak mau melewati pintu atas panggul.
5. Forseps/vakum ekstraksi gagal.
- Seksio Searea
Seksio sesarea dapat dilakukan secara elektif atau
primer, yakni sebelum persalinan mulai atau pada awal persalinan, dan secara
sekunder, yakni sesudah persalinan. berlangsung selama beberapa waktu.
Seksio sesarea elektif direncanakan lebih dahulu dan
dilakukan pada kehamilan cukup bulan karena kesempitan panggul yang cukup
berat, atau karena terdapat disproporsi sefalopelvik yang nyata. Selain itu
seksio tersebut diselenggarakan pada kesempitan ringan apabila ada
faktor-faktor Iain yang merupakan komplikasi, seperti primigravida tua,
kelainan letak janin yang tidak dapat diperbaiki, kehamilan pada Wanita yang
mengalami masa infertilitas yang lama, penyakit jantung dan Iain-lain.
Seksio cesarea sekunder dilakukan karena persalinan
percobaan dianggap gagal, atau karena timbul indikasi untuk menyelesaikan
persalinan selekas mungkin, sedang syarat-syarat untuk persalinan per vaginam
tidak atau belum dipenuhi.
KETUBAN PECAH DINI
§ Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum
proses persalinan berlangsung.
§ Ketuban pecah dini merupakan masalah dalam Obstetri berkaitan dengan
penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai
sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan menyebabkan
infeksi ibu.
§ Ketuban pecah dini disebabkan oleh berkurangnya
Kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor
tersebut.
§ Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya
infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
§ Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan
usia gestasi ; adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin, dan adanya
tanda-tanda persalinan.
PENILAIAN KLINIK
§ Tentukan pecahnya selaput ketuban. Ditentukan dengan
adanya cairan ketuban di vagina, jika tidak ada dapat dicoba dengan gerakan
sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau mengedan.
Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (Nitrazin-test) merah
menjadi biru, membantu dalam menentukan jumlah cairan ketuban dan asia
kehamilan, kelainan janin.
§ Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan pemeriksaan
USG.
§ Tentukan ada tidaknya infeksi. Tanda-tanda infeksi:
bila suhu ibu > 38°C, air ketuban yang keruh dan berbau. Pemeriksaan air
ketuban dengan tes LEA (Lekosit Esterase).
§ Lekosit darah > 15.000/mm3. Janin yang
mengalami takhikardi, mungkin mengalami infeksi intrauterin.
§ Tentukan tanda-tanda in partu. Tentukan adanya
kontraksi yang teratur, periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan
aktif (terminasi kehamilan) antara lain untuk menilai skor pelvik.
PENGELOLAAN
§ Rawat di Rumah Sakit.
§ Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg atau
eritromisin bila tak tahan ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7
hari.
§ Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama
air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
§ Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum in partu,
tidak ada infeksi, tes busa riegatif : beri deksametason, observasi tanda-tanda
infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
§ Jika usia kehamilan 32-37.minggu, sudah in partu,
tidak ada infeksi, berikan
tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24 jam.
tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24 jam.
§ Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri
antibiotik dan lakukan induksi.
§ Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda
infeksi intrauterin).
§ Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid,
untuk memacu kematangan paru janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar
lesitin dan spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis
tunggal (selama 2 hari, deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
§ Kehamilan > 37 minggu. induksi dengan oksitosin,
bila gagal seksio sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50 u.g intravaginal
tiap 6 jam maksimal 4 kali.
§ Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis
tinggi, dan persalinan diakhiri : a. Bila skor pelvik < 5, lakukan
pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan
dengan seksio sesarea; b. Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus
pervaginam.
(pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal, hal : 218-220)
Tabel 1 : penatalaksanaan ketuban pecah dini.
KETUBAN PECAH
|
|||
< 37 MINGGU
|
> 37 MINGGU
|
||
Infeksi
|
Tidak ada infeksi
|
Infeksi
|
Tidak ada infeksi
|
Berikan
penisilin, gentamisin dan metronidazol
Lahirkan
bayi
|
Amaksisilin
+ eritrimisin untuk 7 hari
Steroid
untuk pematangan paru
|
Berikan
penisilin, gentamisin dan metronidazol
Lahirkan
bayi
|
Lahirkan
bayi berikan penisilin atau ampisilin
|
ANTIBIOTIK SETELAH PERSALINAN
|
|||
Profilaksis
|
Infeksi
|
Tidak ada infeksi
|
|
Stop
antibiotik
|
Lanjutkan
untuk 24-48 jam setelah bebas panas
|
Tidak
perlu antibiotik
|
(pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal YBP-SP, hal : 220
Tags
ARTIKEL KESEHATAN