BAB I
- A. Kisah Teladan Rasul Ulul A`zmi
- Nabi Nuh a.s
tA$s%ur ÓyqçR Éb>§ w öxs? n?tã ÇÚöF{$# z`ÏB
tûïÍÏÿ»s3ø9$# #·$y ÇËÏÈ y7¨RÎ) bÎ) öNèdöxs? (#q=ÅÒã y$t6Ïã
wur (#ÿrà$Î#t wÎ) #\Å_$sù #Y$¤ÿ2 ÇËÐÈ
Artinya : Dan Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan
seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.
Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan
menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak
yang berbuat ma’siat lagi sangat kafir. (Q.S Nuh : 26-27)Allah swt. menjawab dan memenuhi permintaan Nabi Nuh a.s., seraya memerintahkan agar beliau membuat perahu. Setiap orang yang lewat menertawakan dan mengejeknya karena sungguh dianggap lucu membuat perahu ditanah dataran tinggi.
Setelah selesai membuat perahu, datanglah azab Allah swt. berupa hujan dan banjir yang bukan alang kepalang serta angin tofan yang dahsyat.
- Nabi Ibrahim a.s
(#qä9$s% çnqè%Ìhym (#ÿrçÝÇR$#ur öNä3tGygÏ9#uä bÎ) ÷LäêZà2 úüÎ=Ïè»sù ÇÏÑÈ
Artinya : “Mereka berkata: “Bakarlah Dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak”. (Q.S Al-Anbiya`: 68)Singkat cerita, kaumnya tidak mau beriman termasuk ayahnya sendiri, maka Nabi Ibrahi a.s bersama isterinya (Sarah) hijrah ke negeri Kan an Palestina dan menetap disana.
- Nabi Musa a.s
Setelah dewasa nabi Musa a.s Nampak cerdas dan tangkas, serta memperhatikan orang-orang yang lemah.
- Nabi Isa a.s
Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaKu, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”. (Q.S Maryam : 30-33)
Untuk menghindari kekejaman Hiridus, raja Syam (Palestina) yang kejam, maka beliau bersama ibunya dan pengikutnya diam di Mesir selama 12 tahun dan baru kembali ke kampong halamannya setelah Hidrus Mangkat. Sekembalinya dari Mesir itu, Isa a.s mulai menekuni ilmu pengetahuan, hikmah dan agama. Baru setelah berumur 30 tahun beliau diangkat menjadi rasul dan beliau mnrima wahyu berupa kitab Injil.
- Nabi Muhammad s.a.w
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym
`yJÏj9 tb%x. (#qã_öt ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx.
ÇËÊÈ
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Q.S Al-Ahzab : 21)Ayat diatas memberi pelajaran bagi kita semua bahwa rasulullah saw. lah yang patut kita jadikan teladan. Baik teladan dalam bidang ibadah maupun dalam bidang muamalah.
Sejak masih kanak-kanak, beliau di pelihara oleh Allah swt. dari berbagai perbuatan tercela dan hatinya dibersihkan dari sifat-sifat yang kotor, seraya beliau di isi dengan sifat-sifat terpuji dan senantiasa berada dalam tuntunan Allah swt. selama hidupnya. Karenanya pribadinya benar-benar mulia dan terpuji, beliau biasa menepati janji, sabar menghadapi semua segi kehidupan ini, pemaaf terhadap orang yang bermula menyakiti beliau, jujur, ikhlas, sederhana hidupnya, penyantun, lemah-lembut, mencintai si miskin dan si lemah, rajin bekerja, tekun beribadah, pandai bergaul, tanpa membeda-bedakan antar yang satu dengan yang lainnya dan tentu banyak lagi sifat-sifat terpuji yang menghiasi pribadi beliau yang mengagumkan itu.
- Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah para Rasul Ulul Azmi
Kedua, dalam menghadapi rintangan itu bisa menggunakan beberapa cara: (1) selayaknya kita bersabar diri, seranya mndo`akan mereka agar mendapatkan hidayah dari Allah swt. seperti yang dilakukan oleh nabi Muhammad saw. Sebagaimana Allah Berfirman:
÷É9ô¹$$sù $yJx. uy9|¹ (#qä9′ré& ÏQ÷yèø9$# z`ÏB È@ß9$#. . .
Artinya : “Maka bersabarlah kamu seperti sabarnya Ulul Azmi dari kalangan para Rasul. (Q.S Al-Ahkop : 35) ;
(2) bersikap tegas kalau memang sudah sulit keimanan mereka dan cucu
mereka seperti sikap Nabi Nuh a.s dalam Do`anya; (3) hijrah ketempat
lain yang menurut perhitungan lebih menguntungkan untuk pelaksanaan
dakwah. Allah swt. berfirman :
(#þqä9$s% öNs9r& ô`ä3s? ÞÚör& «!$# Zpyèźur (#rãÅ_$pkçJsù $pkÏù 4 . . .
Artinya :” Para Malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”. . . (Q.S An-Nisaa : 97)Ketiga, harta kekayaan dan kekuasaan yang membawa ke kafiran tidak akan menyealamatkan pemiliknya.
Keempat, hendaknya kita selalu berdo`a meminta petunjuk kepada Allah swt. dari segala hal.
Kelima, kita tidak boleh sombong sekalipun telah memperoleh ilmu yang banyak. Sebab setiap orang yang berilmu niscaya ada yang lebih alim lagi.
Keenam, hidup ini adalah perjuangan antara yang haq dan yang batil, dan yang batil itu akhirya akan kalah sedangkan kebenaran/yang haq akan menang. Firman Allah dalam Surah Al-Isra ayat 81 :
ö@è%ur uä!%y` ,ysø9$# t,ydyur ã@ÏÜ»t6ø9$# 4 ¨bÎ) @ÏÜ»t7ø9$# tb%x. $]%qèdy ÇÑÊÈ
Artinya : Dan Katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil
telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti
lenyap. (Q.S Al-Isra : 81)- B. Kisah Teladan Sahabat Nabi
- Zaid bin Tabit
- Abu Zar Al-Gifari
- Hamzah bin Abdul Muthalib
Hamzah adalah orang yang pertama memimpin perang Sariyah (angkatan bersenjata tanpa disertai nabi). Semenjak masuk islam ia bernadzar membaktikan segala keperwiraan, kesehatan dan hidupnya untuk Allah swt. dan islam. Ia di beri gelar oleh Nabi sebagai “Singa Allah dan Rasul-Nya”. Gelar “singa” pantas disandangnya karena sebelum masuk islam dialah orang yang selalu membela Nabi saw. Yang sudah dikenalnya semenjak kecil. Setelah masuk islam kbraniannya luar biasa di medan laga. Setiap kepala yang ada di kiri-kanannya selalu di tebas dengan pedangnya termasuk Abu Jahal.
- Salaman Al-Farisi
- Hikamah yang Dapat dipetik Dari Kisah Sahabat Nabi
Kedua, bahwa setiap kemungkaran harus dilawan dan dihancurkan.
Ketiga, bahwa dalam menegakkan agama islam harus penuh perhitungan dan mempunyai straregi yang matang. Agar ajaran agama islam itu dapat dibaca dan diwariskan kepada umat berikutnya, maka perlu diabadikan dalam bentuk tulisan.
Keempat, kejayaan islam harus didukung oleh pemeluk-pemeluknya yang cerdas, berani dan ahli dalam strategi perjuangan serta punya rasa kesetiakawanan.
- C. Kisah Teladan Siti Khadijah dan Siti Aisyah
Setelah Siti Khadijah wafat, Rasulullah menikah lagi dengan Siti Aisyah puteri sahabat karib beliau sendiri yang bernama Abu Bakar Ash Shiddiq ra. Sebagai isteri Rasul Aisyah tidak hanya menempatkan diri sebagai seorang ibu rumah tangga yang baik, namun berfungsi juga sebagai penghafal hadits-hadits Nabi saw. Karenanya Aisyah merupakan faktor dalam pembentukan Syariat Islam pada masa Madinah. Posisi Aisyah dalam Agama Islam dilihat dalam pengakuan Rasulullah saw. Sendiri sebagai berikut :
خذوانصف دينكم عن هذه الخميراء) الحديث(
Artinya : “ambilah separuh dari agamamu dari Aisyah (Al-Humaira) ini”.(Al-Hadits)Pelajaran nyang dapat diambil dari kisah diatas adalah :
Pertama,seorang wanita harus menjaga harga dirinya serta kehormatannya, baik sebagai janda maupun masih perawan.
Kedua, kelebihan yang diberikan oleh Allah swt. baik berupa kekayaan maupun kepandaian harus dipergunakan untuk kepentingan umat dan agamanya.
Ketiga, sebagai seorang isteri harus menjadi pendamping suami yang baik, jujur dan setia, sehingga kehidupan menjadi damai dan tenteram.
- D. Kisah Teladan Keluarga Yasir r.a dan Bilal r.a
Bilal semula adalah budak Umayya bin Khalaf, pemuka kaum Quraisy. Ia memeluk agama islam secara diam-diam tanpa seizin tuannya. Setelah tuannya mengetahui bahwa Bilal memeluk agama islam, maka di bujuknya untuk kembali ke agama Jahiliyah, agama nenek moyangnya. Bilal yang menikmati manisnya iman dan segarnya udara kebebasan tidaka memperduliksn sjsksn tuannya itu, ia tetap padapendiriannya menjadi pengikut setia Rasulullah saw. Melihat keteguhan Bilal pada pendiriannya itu, kemudian Umayyah bin Khalaf mengikatleher Bilal dengan tali, lalu anak-anak yang sedang bermain-main disuruhnya beramai-ramai menarik tali itu, namun Bilal tetap teguh. Kemudian Umayyah mengikat tangan Bilal dan dibawanya kepadang pasir saat panas matahari amat panasnya, lalu dadanya dibebeani batu yang amat berat, namun Bilal tetap menyatu dengan imannya. Dan aneka siksaan dari tuannya itu disambutnya dengan ucapan : “Ahad, Ahad, Ahad…”, sebagi manifestasi atas kecintaan kepada Allah swt. Dan Rasul utusan-Nya.
Lebih tragis lagi ialah siksaan yang menimpa Yasir dan isterinya (Sumayyah) serta putranya (Ammar). Mereka itu adalah budak-budak Abu Jahal. Karena Yasir dan keluarganya ini seperti Bilal, kemudian Abu Jahal bertindak keji, memanggang mereka satu persatu diatas bara api sampai mati kecuali Ammar putra Yasir. Pada saat itu Rasulullah saw. sendiri menyaksikan peristiwa keji yang menimpa sahabatnya itu, seraya berdo`a kepada Allah swt. : ”Ya Allah, ampunilah keluarga Yasir ini”. Sebagai penghiburbeliau berkata : “Tabahkanlah hatimu, wahay keluarga Yasir, sebab surga tempat kembalimu”.
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah diatas yaitu : mereka berani menanggung segal beban siksaan, demi agama yang diyakini kebenarannya. Dengan ujuan dan cobaan itulah dapat dilihat apakah seseorang itu benar-benar beriman atau berpura-pura beriman. Apakah imannya kuat atau lemah. Hanyalah orang-orang yang telah dapat merasakan manisnya iman dan mendapat hidayah Ilahi yang benar-benar akan lulus dari ujian itu. Allah swt. berfirman :
|=Å¡ymr& â¨$¨Z9$# br& (#þqä.uøIã br&
(#þqä9qà)t $¨YtB#uä öNèdur w tbqãZtFøÿã ÇËÈ ôs)s9ur $¨ZtFsù
tûïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% ( £`yJn=÷èun=sù ª!$# úïÏ%©!$# (#qè%y|¹
£`yJn=÷èus9ur tûüÎ/É»s3ø9$# ÇÌÈ
Artinya :”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka,
Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Q.S Al-Ankabut : 2-3)- E. Kisah Teladan Wali Songo
Sunan Bonang dan Sunan Drajat adalah putera Sunan Ampel. Sunan Bonang memulai usahanya dengan mendirikan pesantren sebagai pusat kegiatannya di daerah Tuban (Jawa Timur). Beliau juga menggunakan gending-gending Jawa sebagai sarana dakwah dan dianggap sebagai pencipta Gending Dharma. Sedangkan Sunan Drajat dikenal sebagai seorang yang dermawan, beliau suka menolong anak-anak yatim piatu, anak-anak terlantar, para fakir miskin dan orang-orang yang ditimpa musibah.
Sunan Giri adalah putera Maulana Ishak, penganjur islam di Blambangan. Keistimewaan Sunan Giri adalah dapatmengutus murid-muridnya keluar jawa untuk menyebarkan islam. Dintara para Wali itu ada pula yang menonjol ilmu agamanya, melebihi yang lain, yaitu Sunan Kudus yang diberi gelar dengan ‘Waliyyul `ilmi’, beliau ahli Fiqih, Tauhid, Manthik, Sastra dan mendalami Sunnah. Ada pula yang dikenal sebagai filosof dan puajngga yaitu Sunan Kalijaga.
Berbeda dengan para wali yang lain, Fatahillah atau Sunan Gunung Jati. Beliau ahli agama dan dikenal sebagai pangliama perang. Beliau dapat menguasai dan mengislamkan Banten, Sunda Kelapa dan Cirebon serta dapat mengusir Portugis dari Sunda kelapa.
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini adalah :
- Bahwa mereka sebagai penganjur agama islam yang bersifat rendah hati, ramah dan memperhatikan adat istiadat dan budaya setempat.
- Mereka berdakwah melalui keteladanan pribadi yang luhur, mendirikan pesantren dan sarana kesenian setempat.
- Terhadap para penjajah mereka bersikap tegas
BAB II
MENGHINDARI PRILAKU TERCELA
- A. Sifat-sifat Tercela Bagi Diri Sendiri
- Ujub (membanggakan diri)
- Takabur (sombong)
- Riya (pamer)
- Riya dunia, karena mengharapkan kedudukan dalam hati manusia dengan perantaraan kerja dunia. Ia memperlihatkan segala kemampuan dalam bekerja dihadapan pimpinannya/kepalanya agar mendapat kedudukan yang lebih tinggi.
- Riya Ibadah, beribadah tidak karena Allah swt. Saja, misalnya seorang yang shalat ingin dilihat atau di dengar orang, maka ia dinamai riya. Shalatnya sah tetapi orang itu berdosa karena Riya-nya
Adapun yang dapat dijadikan bahan berbuat Riya (pamer) itu banyak sekali, tapi dapat disimpulkan menjadi lima :
- Tubuh, 2. Pakaian, 3. Ucapan, 4. Perbuatan, 5. Pengikut
- Sum`ah (mashur dan populer)
- Malas
- Dalil yang berkenaan dengan sifat-sifat diatas
wur öÏiè|Áè? £s{ Ĩ$¨Z=Ï9 wur Ä·ôJs? Îû ÇÚöF{$# $·mttB ( ¨bÎ) ©!$# w =Ïtä ¨@ä. 5A$tFøèC 9qãsù ÇÊÑÈ
Artinya:”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri”. (Q.S Lukman :18)
$pkr’¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä w öyó¡o ×Pöqs% `ÏiB
BQöqs% #Ó|¤tã br& (#qçRqä3t #Zöyz öNåk÷]ÏiB wur Öä!$|¡ÎS `ÏiB
>ä!$|¡ÎpS #Ó|¤tã br& £`ä3t #Zöyz £`åk÷]ÏiB ( …
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang
laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan
itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih
baik. (Q.S Al-Hujurat : 11)
…. ¨bÎ) ©!$# w =Ïtä `tB tb%2 Zw$tFøèC #·qãsù ÇÌÏÈ
Artinya:”Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. (Q.S An-Nisaa : 36)
(#þqè=äz÷$$sù z>ºuqö/r& tL©èygy_ úïÏ$Î#»yz $pkÏù ( }§ø¤Î7n=sù uq÷WtB úïÎÉi9s3tGßJø9$# ÇËÒÈ
Artinya: “Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahannam,
kamu kekal di dalamnya. Maka Amat buruklah tempat orang-orang yang
menyombongkan diri itu”. (Q.S An-Nahl : 29)Selanjutnya dalam hadits Rasulullah saw. juga menjelaskan :
لا يدخل جنة من ﻛﺎنﻓﻰﻗلبه مثقال ذرةمن كبر) رواه مسلم (
Artinya: “Tidak masuk sorga orang yang didalam hatinya ada kesombongan seberat semut”. (HR. Muslim)- Dalil sifat Riya dan Sum`ah
×@÷uqsù ú,Íj#|ÁßJù=Ïj9 ÇÍÈ tûïÏ%©!$# öNèd `tã öNÍkÍEx|¹ tbqèd$y ÇÎÈ
Artinya:” Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dan riya dengan amal mereka dan enggan meminjamkan barang yang berguna . (Q.S Al-Ma`un :4-5)من سمع سمعﷲبه, ومن يراﺌﯽ يراﺌﯽﷲبه (رواهالبخارى)
Artinya: “barang siapa yang memperdengarkan jasa-jasanya, niscaya Allah memperdengarkan keburukannya, dan barang siapa memperlihatkan kebaikan-kebaikannya, niscaya Allah memperlihatkan kejelekan-kejelekannya. (HR. Bukhari)
- Dalil sifat Malas
cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr’Î/ 3 …
Artinya:”Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Q.S Ar-Ra`d :11)- B. Sifat-sifat Tercela Terhadap Orang Lain
- Dendam
- Iri Hati (Dengki)
- Menipu
Pada sutu hari Rasulullah saw. pergi kepasar dan melalui seorang penjual makanan. Beliau membenamkan tangannya kedalam tumpukan makanan itu lalu Nabi merasa tangannya basah seraya berkata: “mengapa bahan makanan ini didalamnya basah? Penjual ini menjawab: “tadi malam hujan menimpanya. Mendengar itu Nabi saw. Menjawab : “mengapa yang basah ini tidak diletakan diatas?” Lalu Rasul saw. Bersabda: ( مسلم رواه ) من غشنافليس منا
Artinya: “barang siapa menipu, bukanlah ia dari golonganku. (HR. Muaslim)
- Fitnah
- Bohong
- Dalil tentang sifat-sifat tercela terhadap orang lain
br&ur (#þqàÿ÷ès? ÛUtø%r& 3uqø)G=Ï9 4
Artinya :” dan memberi maaf itu lebih dekat kepada takwa. (Q.S Al-Baqarah : 27)Rasulullah saw. bersabda :
ﺛﻼثةمن مكارم اﻻﺧﻼق عندﷲ:انتعفوعمن ظلمك وتعطي من حرمك وتصل من قطعك ( رواه الخطيب)
Artinya:”ada tiga perkara budi pekerti yang mulia disisi Allah: 1. Engkau suka memberikan maaf kepada orang yang telah menganiaya kamu, 2. Engkau memberikan pemberian kepada orang yang telah memutuskan pemberiannya kepada engkau, 3. Engkau menghubungi kepada orang yang telah memutuskan perhubungan dengan engkau”. (HR. Khatib)
- Dalil sifat iri hati
اياكم والحسدفان الحسديأ كل الحسنات كما تأ كل النارالحطب (رواه أبوداود)
Artinya:”jauhkanlah dirimu dari dengki (iri hati), karena iri hati itu memakan segala kebaikan, sebagai mana api memakan kayu. (HR. Abu Daud)
- Dalil sifat penipu
Rasul saw. Bersabda: ( مسلم رواه ) من غشنافليس منا
Artinya: “barang siapa menipu, bukanlah ia dari golonganku. (HR. Muaslim)
- Dalil sifat fitnah
bÎ) óOä.uä!%y` 7,Å$sù :*t6t^Î/ (#þqãY¨t6tGsù
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti”. (Q.S Al-Hujurat : 6)
$pkr’¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7Ï^tGô_$# #ZÏWx. z`ÏiB Çd`©à9$# cÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$#
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. (Q.S Al-Hujurat :12)
èpuZ÷FÏÿø9$#ur x©r& z`ÏB È@÷Gs)ø9$# 4
Artinya:”Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, (Q.S Al-Baqarah :191)
ﻻيدخلالجنة قتات (رواه ابخارى)
Artinya:”tidak akan masuk sorga orang-orang yang suka meggunjing”. (HR. Al-Bukhari)- Dalil sifat bohong
ﻻيؤمن العبداﻻيمان كله حتى يترك الكذب من المزاحمة ويترك المراء وان كان صادقا (رواه احمد)
Artinya:”Tiada beriman seorang hamba dengan iman yang kokoh sehingga ia meninggalkan dusta/bohong walaupun dengan senda gurau, dan ia meninggalakan perdebatan, walaupun yata-yata ia dalam kebenaran.” (HR. Ahmad)
Firman Allah swt: انﷲﻻيهدي من هومسرف كذاب
Artinya:”bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk bagi orang yang pemboros lagi sangat dusta.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
- A. Simpulan
- Seorang muslim harus berbuat baik terhadap sesama manusia.
- Manusia harus berusaha atau berikhtiar untuk mengubah nasibnya.
- Sebagai umat islam kita wajib bekerja dengan giat, sebab dengan bekerja kita dapat mandiri serta dapat mengembangkan potensi diri, bertanggung jawab, disiplin dan memiliki solidaritas sosial yang tinggi.
- Cinte terhadap suatu pekerjaan merupakan kunci keberhasilan seseorang dalam hidupnya.
- Manusia harus sabar dan tabah dalam menghadapi suatu cobaan dan jika mendapat nikmat harus selalu bersyukur karena semua itu adalah ketentuan dari Allah swt.
- Islam sangat menganjurkan kejujuran. Rasulullah saw. Telah memberi contoh kejujuran dalam sikap kehidupan beliau.
- Kejujuran sangat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat, orang jujur selalu di percaya, merasa tenang, dan selalu tenteram.
- B. Saran
- Siswa mengetahui kisah Rasul Ulul Azmi dan sahabat Nabi saw. Kisah Khadijah dan Aisyah, keluarga Yasir dan Bilal dan juga kisah Wali Songo serta mampu meneladaninya.
- Siswa mengetahui dan menyadari beberapa sifat tercela baik bagi diri sendiri maupun terhadap orang lain sertamampu menghindarinya.
Tags
MAKALAH PAI