PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Individu
dalam konsep sosiologi, individu lebih cenderung pada subyek yang
melakukan sesuatu, subjek yang memiliki pikiran, subjek yang memiliki
kehendak, subjek yang mempunyai kebebasan, subjek yang memberi arti pada
sesuatu, yang mampu menilai tindakan dan hasil tindakannnya sendiri.
Menurut
ahli sosiologi (Paul B. Horton, 1993:90) kepribadian adalah keseluruhan
perilaku dari individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang
berinteraksi dengan serangkaian situasi. Faktor yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian seseorang amat tergantung pada keturunan
biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, pengalaman kelompok dan
pengalaman yang unik.
Dalam
kajian sosiologi kelompok dapat diartikan sebagai setiap kumpulan
manusia secara fisik atau sejumlah orang yang memiliki pola interaksi
yang teroerganisasi yang berlangsung berulang-ulang.
Kelompok
adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari sejumlah orang yang
berinteraksi satu sama lain dan terlibat dalam kegiatan bersama.
Kelompok merupakan salah satu bentuk sistem sosial yang dapat
dikembangkan dengan menggunakan konsep-konsep fungsi dan integrasi dari
sudut kajian sosiologi. Selanjutnya dibawah ini akan dibahas berbagai
konsep sosiologi yang berhubungan secara langsung dalam konteks individu
dan kelompok.
B. Tujuan Makalah
1. Mengetahui prinsip-prinsip kebutuhan hidup manusia baik dalam berinteraksi maupun status sosial dan peran sosialnya.
2. Mengetahui
Faktor-faktor berinteraksi dan bekerja sama dalam kehidupan individu
dan kelompok, serta faktor yang mempengaruhi perilaku individu dan
kepribadian individu
Individu dan Kelompok dalam Kajian Sosiologis
A. KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA SECARA INDIVIDU DAN KELOMPOK
Manusia sejak lahir mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya, yaitu:
1. kebutuhan afeksi adalah kebutuhan akan cinta kasih.
2. kebutuhan inklusi adalah kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan dan mempertahankan.
3. kebutuhan kontrak adalah kebutuhan akan pengawasan dan kekuasaan.
Menurut Peddington, kebutuhan hidup manusia terdiri dari tiga pokok, yaitu:
1. Kebutuhan primer atau kebutuhan utama
2. Kebutuhan sekunder atau kebutuhan sosial
3. Kebutuhan integratif muncul dari hakikat manusia sebagai makhluk pemikir dan bermoral.
Menurut Maslow, kebutuhan hidup manusia dapat dibagi menjadi:
1. kebutuhan fisik;
2. kebutuhan rasa aman;
3. kebutuhan diterima dan kasih sayang;
4. kebutuhan untuk perwujudan;
5. kebutuhan untuk perwujudan diri;
6. kebutuhan ingin tahu;
7. kebutuhan akan keindahan.
B. INTERAKSI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN PRIBADI DAN KELOMPOK
Interaksi
sosial yaitu gambaran tentang proses hubungan yang saling pengaruh
mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan antara individu dalam
masyarakat.
Unsur-unsur
interaksi sosial dikarenakan terjadinya kontak sosial, terjadinya
komunikasi , terjadinya saling pengaruh mempengaruhi, dan adanya faktor
pikiran dan tindakan interaksi sosial bertujuan untuk:
1. tercipta hubungan yang harmonis antarindividu atau antarkelompok dalam kehidupan bermasyarakat;
2. tercapainya kebutuhan dan kepentingan individu sebagai warga masyarakat;
3. sebagai sarana mewujudkan keteraturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat;
4. sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup warga masyarakat
Jenis – jenis interaksi sosial:
1. Interaksi antarindividu;
2. Interaksi antarindividu dengan kelompok;
3. Interaksi antarkelompok.
Faktor – faktor yang mempengaruhi interaksi sosial adalah:
1. imitasi;
2. sugesti;
3. identifikasi;
4. simpati;
5. motivasi;
6. empati.
Syarat
– syarat terbentuknya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial,
yaitu cara dua orang atau dua pihak dalam berhubungan sosial, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dan komunikasi, yaitu proses dua
pihak yang saling berhubungan dalam pikiran dan tindakan.
Status
sosial disebut juga kedudukan yang diartikan sebagai suatu peringkat
atau posisi seseorang dalam suatu kelompok masyarakat. Macam-macam
status sosial, yaitu:
1. Status kelahiran (ascribed status); status yang didapat sejak orang dilahirkan;
2. Status karena perjuangan (achieved status); status diperoleh dari perjuangan;
3. Status pemberian (assigned status); status diperoleh dari pemberian;
4. Status simbol, dapat dilihat dari kebiasaan, tempat tinggal seahri-hari;
5. Status aktif adalah status yang pada saat kondisi tertentu aktif;
6. Status laten adalah status diam pada saat status aktif bekerja.
C. KETERATURAN DAN KONFLIK DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Faktor-faktor yang dapat menciptakan keteraturan sosial adalah:
1. kebutuhan nyata (kebutuhan lahir dan batin);
2. efisiensi merupakan alat untuk mempererat dan mengatur pergaulan manusia;
3. efektif untuk mencapai tujuan hidup sesuai dengan nilai – nilai sosial;
4. penyesuaian diri pada kebenaran mendekatkan manusia pada nilai – nilai yang dialami dan dibenarkan oleh masyarakat;
5. penyesuaian diri pada kaidah-kaidah yang berlaku;
6. sikap tidak memaksakan kehendak secara mental dan fisik.
Interaksi sosial dapat dibagi menjadi dua macam proses sosial, yaitu:
1. Proses asosiatif, yaitu proses interaksi yang cenderung mangarahkan pada bentuk –bentuk kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
2. Proses dissosiatif, yaitu pros interaksi yang cenderung mengarah pada bentuk – bentuk pertentangan atau konflik.
Kerja sama merupakan suatu usaha bersama antar pribadi atau antarkelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk –bentuk kerjasama adalah sebagai berikut:
1. Bargaining
(tawar menawar), yaitu perjanjian atau persetujuan antara pihak – pihak
yang mengikat diri atau bersengketa melalui perdebatan, usul.
2. Kooptation
(kooptasi), yaitu proses penerimaan unsur – unsur baru oleh pemimpin
suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya
keguncangan dalam organisasi.
3. Coalition (koalisi), yaitu gabungan antara dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang sama.
4. Join Venture (usaha patungan), yaitu kerjasama perusahaan (proyek-proyek tertentu).
Akomodasi
(penyesuaian diri), yaitu suatu bentuk proses sosial yang didalamnya
terdapat individu – individu atau kelompok yang berusaha untuk saling
menyesuaikan diri, tidak saling mengganggu dengan cara mencegah,
mengurangi, atau menghentikan ketegangan untuk mencapai kelestarian.
Tujuan akomodasi adalah untuk mengurangi perbedaan paham, pertentangan
politik atau permusuhan antarsuku atau negara, mencegah terjadinya
konflik yang mengarah ke benturan pola pikir atau benturan fisik,
mengupayakan terjadinya kerjasama antar individu dan kelompok sosial,
serta mengupayakan terjadinya proses pembauran atau asimilasi di antara
kelompok atau ras.
D. SOSIALISASI DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Sosialisasi,
yaitu proses mempelajari nilai, norma, peran, dan persyaratan lainnya
yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dari
individu dalam kehidupan sosial jenis-jenis sosialisasi terdiri dari:
1. sosialisasi primer, yaitu sosialisasi yang dilakukan di lingkungan keluarga terhadap anggota keluarganya sendiri.
2. sosialisasi sekunder, yaitu sosialisasi yang dilakukan di luar lingkungan keluarga.
Tujuan
sosialisasi adalah agar individu mampu berkomunikasi secara efektif,
agar terampil dalam kehidupannya di masyarakat, agar mampu mengendalikan
fungsi-fungsi organik melalui latihan – latihan mawas diri yang tepat,
dan menanamkan nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada
masyarakat.
Tahap-tahap proses sosialisasi adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan (prepatory stage), persiapan pemahaman tentang diri.
2. Tahap meniru (play stage), anak dapat melakukan tiruan secara sempurna.
3. tahap siap bertindak (game stage), peniruan yang dilakukan manusia mulai berkurang.
4. Tahap pennerimaan norma kolektif (generalized other) manusia adalah orang dewasa.
Proses
inkulturasi, mempelajari kebudayaan sendiri dengan cara mempelajari
adat istiadat, bahasa, seni, agama, kepercayaan yang hidup dalam
lingkungan kebudayaan masyarakatnya.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku seseorang diantaranya struktur sosio budaya,
artinya pola perilaku ideal yang diharapkan, situasi yaitu seluruh
kondisi fisik dan social, serta kepribadian, yaitu semua factor
psikologis kejiwaan dan biologis (kejasmanian) yang mempengaruhi
perilaku seseorang.
Unsur-unsur yang mempengaruhi pembentukan kepribadian , yaitu:
1. Heredity (warisan biologis)
2. Natural environment (warisan lingkungan alam)
3. Social heritage (warisan social)
4. Group (kelompok manusia)
Kepribadian
memberikan suatu identitas kepada orang sebagai individu yang unik.
Unsur yang membedakan seseorang dengan yang lainnya (yang menjadikan
unik) adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan
2. Perasaan
3. Naluri/dorongan hati/ insting.
Media sosialisasi, yaitu:
1. Media sosialisasi keluarga
2. Media sosialisasi teman sepermainan
3. Media sosialisasi sekolah
4. Media sosialisasi lingkungan kerja
5. Media sosialisasi dengan media masa
E. PENGENDALIAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU DAN KELOMPOK
Definisi pengendalian sosial:
· Segenap
cara dan proses yang ditempuh sekelompok orang atau masyarakat sehingga
para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan kelompok atau
masyarakat.
· Pengendalian
sosial merupakan tindakan ”pengawasan” terhadap kegiatan atau perilaku
anggota masyarakat (kelompok) agar tidak menyimpang dari norma dan nilai
sosial yang berlaku.
Tiga ketegangan dalam proses sosial yang memerlukan pengendalian sosial, yaitu:
1. Ketegangan sosial yang terjadi antara ketentuan dalam adat istiadat dan kepentingan individu.
2.
Ketegangan sosial yang terjadi karena keperluan yang bersifat umum
bertemu dengan kepentingan golongan yang ada dalam masyarakat.
3.
Ketegangan sosial yang terjadi karena golongan yang menyimpang sengaja
menentang tata kelakuan yang berlaku di dalam masyarakat.
Ruang
lingkup pengendalian sosial, yaitu pengawasan dari individu terhadap
individu lain, pengawasan dari individu terhadap kelompok pengawasan
dari kelompok terhadap kelompok, dan pengawasan dari kelompok terhadap
individu.
Sifat-sifat pengendalian sosial, yaitu:
1. pengendalian sosial secara preventif, usaha pencegahan terhadap pelarangan;
2.
pengendalian sosial secara represif, pengendalian yang diadakan apabila
telah terjadi pelanggaran dan diupayakan agar keadaan pulih kembali;
3. pengendalian sosial gabungan, usaha untuk mencegah terjadinya penyimpangan (preventif) sekaligus mengembalikan penyimpangan yang tidak sesuai (represif)
Pengendalian sosial dapat melalui berbagai alternatif, seperti berikut:
1. Persuasif (pengendalian
tanpa kekerasan), yaitu pengendalian sosial yang menekankan pada suatu
usaha untuk mengajak atau membimbing barupa anjuran;
2. Kurasif (pengendalian dengan kekerasan), yaitu pengendalian sosial yang dilakukan dengan ancaman. Pengendalian dengan ancaman dibagi menjadi 2:
a. kompulsif (compulsion), situasi yang diciptakan sedemikian rupa sehingga secara terpaksa taat dan patuh terhadap norma-norma.
b. Pervasi (pervasiona), penanaman norma-norma yang ada secara berulang-ulang dengan harapan tersebut dapat masuk kedalam kesadaran seseorang.
Bentuk
pengendalian sosial dapat berupa intimidasi (ancaman), kekerasan fisik
(hukum fisik), cemoohan, gosip, teguran, hukuman, dll. Sarana
pengendalian sosial adalah melalui pendidikan baik pendidikan sekolah
maupun pendidikan luar sekolah, melalui sarana desas desus, melalui
sarana dengan menjatuhkan sanksi, berarti persetujuan atau penolakan
terhadap perilaku tertentu.
Fungsi
pengendalian sosial menutut Koentjaraningrat adalah untuk mempertebal
keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma, hal ini dapat ditempuh
melalui pendidikan, memberi imbalan kepada warga yang mentaati norma.
Faktor yang menyebabkan penyimpangan adalah adanya kaidah/nilai yang
tidak memuaskan bagi pihak tertentu.
Peranan aparat-aparat lembaga sosial dalam pengendalian sosial, yaitu:
1. Kepolisian, aparat resmi pemerintah yang bertugas untuk menertibkan keamanan dalam masyarakat.
2. Pengadilan, bertugas menyelenggarakan pengadilan terhadap orang yang diduga melakukan pelanggaran hukum atau kejahatan
3. Adat.
Pada umumnya adat bersifat magis dan religius yang mengandung
nilai-nilai budaya, norma-norma hukum, aturan yang saling berkaitan dan
menjadi aturan tradisional.
4. Tokoh masyarakat, orang-orang yang dituakan dalam lingkungannya.
Kelembagaan Ditinjau dari Sudut Sosiologis
Lembaga
adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan
yang oleh masyarakat dipandang penting, atau secara formal kumpulan
kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok
manusia. Lima lembaga dasar yang penting dalam masyarakat yang kompleks
adalah lembaga keluarga, lembaga keagamaan, lembaga pemerintahan,
lembaga perekonomian, dan lembaga pendidikan.
A. PENGERTIAN, PENGGOLONGAN, PROSES PERTUMBUHAN, CIRI-CIRI, DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL
Lembaga
sosial merupakan satuan sistem norma khusus yang menata serangkaian
tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalam kehidupan
bermasyarakat.
Unsur penting lembaga sosial sebagai berikut:
1. lembaga sosial terkait kebutuhan pokok manusia dalam hidup bermasyarakat.
2. lembaga sosial merupakan organisasi yang relatif tetap
3. lembaga sosial merupakan suatu organisasi yang tersusun atau terstuktur.
4. lembaga sosial merupakan cara bertindak yang mengikat
1. Penggolongan Lembaga Sosial
Berdasarkan sistem nilai yang diterima masyarakat:
a. Basic Institution, penting memelihara/mempertahankan tata tertib masyarakat.
b. Subsidiary Institutions, Lembaga yang kurang penting.
Berdasarkan pengembangannya:
a. Crescive Institutions, lembaga yang tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat.
b. Enacted Institutions, Lembaga yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat:
a. Approved Institutions, Lembaga yang diterima masyarakat.
b. Unsaction Institutions, Lembaga yang ditolak masyarakat.
Berdasarkan fungsinya:
a. Cooperative Institutions, lembaga yang menghimpun pola serta tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga
b. Regulative Institutions, lembaga bertujuan untuk mengawasi adat istiadat yang tidak termasuk bagian mutlak dari lembaga tersebut.
Berdasarkan faktor penyebarannya:
a. General Institutions, Lembaga dikenal seluruh lapisan masyarakat
b. Retucted Institutions, Lembaga yang hanya diketahui kalangan tertentu saja.
2. Proses Pertumbuhan lembaga Sosial
Lembaga sosial tumbuh karena
adanya kebutuhan masyarakat untuk tujuan keteraturan hidup bersama,
agar anggota – anggota masyarakat tidak berbuat sesuai dengan kehendak
masing-masing. Proses sebuah aturan menjadi lembaga sosial disebut
institusionalisasi (pelembagaan). Proses pertumbuhan lembaga sosial
memakan waktu yang lama dan harus melalui internalisasi(pembudayaan).
3. Ciri-ciri lembaga sosial
Ciri-ciri umum lembaga sosial menurut John Levis Gilin dan John Phillipe Gillin, yaitu:
1. Organisasi pola penilai dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan.
2. Mempunyai tingkat kekekalan, sehingga himpunan norma yang wajar harus dipertahankan.
3. mempunyai tujuan tertentu
4. mempunyai alat kelengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
5. mempunyai tradisi tertulis maupun tidak tertulis
6. biasanya memiliki lambang-lambang tertentu menggambarkan tujuan/fungsi.
4. Fungsi Lembaga Sosial
Fungsi
lembaga sosial, yaitu menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan,
memberi pedoman kepada anggota masyarakat bagaimana harus bertingkah
laku atau bersikap menghadapi masalah dalam masyarakat, memberi pegangan
kepada anggota masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control), yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku para anggotanya.
B. PENGERTIAN, CIRI-CIRI, PROSES TERBENTUKNYA, MACAM-MACAM, FUNGSI, DAN BENTUK LEMBAGA KELUARGA
Keluarga
merupakan satuan sosial yang paling mendasar dan terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (baik yang dilahirkan
maupun yang diadopsi.
Lembaga
keluarga merupakan gemainschaft yang memiliki ciri-ciri kelompok
primer, yaitu antaranggota keluarga mempunyai hubungan yang intim dan
hanggat, face to face, kooperatif.
1. Ciri-ciri keluarga
Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton Page
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk
c. Keluarga memiliki suatu system tata nama (nomenclature) termasuk perhitungan garis keturunan.
d. Memeliki
fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya dan berkaitan
dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah tangga.
2. Proses terbentuknya Keluarga
Suatu
perkawinan dikatakan syah apabila diakui keberadaanya oleh masyarakat,
baik haknya maupun kewajibannya, apabila sesuai dengan norma – norma
hukum adat, hukum agama dan hukum negara.
Tahap-tahap terbentuknya keluarga adalah:
1. tahap pre nuptal (formatif), yaitu persiapan sebelum dilangsungkan pernikahan
2. Tahap nuptal stage, tahap perkawinan
3. tahap child rearing stage tahap pemeliharaan anak
4. tahap maturity stage tahap keluarga dewasa
3. Macam-macam keluarga
Adapun
macam-macam keluarga adalah keluarga inti/batih (nuclear family), yaitu
ayah, ibu, dan anak; keluarga inti tanpa anak, yaitu suami dan istri.
Keluarga luas/keluarga besar (extended family), yaitu ayah, ibu, anak,dan anggota keluarga lain, misal kakek, nenek, keponakan, adik, bibi/paman.
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi reproduksi
b. Fungsi afeksi
c. Fungsi sosiolisasi
d. Fungsi ekonomi
e. Fungsi kontrol sosial
f. Fungsi proteksi
5. Bentuk Lembaga keluarga
Bentuk-bentuk perkawinan: dilihat dari jumlah suami dan istri(monogami dan poligami). Dilihat dari asal jodoh (Endogami dan eksogami)
C. PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI, DAN PROSES TERBENTUKNYA LEMBAGA EKONOMI, LEMBAGA POLITIK, LEMBAGA PENDIDIKAN, DAN LEMBAGA AGAMA.
1. Lembaga Ekonomi
Lembaga
ekonomi merupakan lembaga sosial yang menangani masalah kesejahteraan
material, yaitu mengatur kegiatanatau cara bereproduksi, distribusi,
pemakaian (konsumsi) barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan
hidup bermasyarakat mendapatkan bagian yang seharusnya.
Menurut Komblum, tipe sistem ekonomi, yaitu sebagai berikut:
a. Merkantilisme
b. Kapitalisme
c. Sosialisme
d. Sistem Ekonomi Indonesia
2. Lembaga Politik
Menurut
Komblum bahwa lembaga politik merupakan perangkat norma dan status yang
mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.
Lembaga
politik berhubungan dengan eksekutif, yudikatif, legislatif, keamanan
nasional, dari partai politik, serta politik menentukan siapa, kapan,
dan bagaimana memiliki kekuasaan.
Ciri-ciri
lembaga politik adalah adanya suatu komunitas manusia yang hidup
bersama atas dasar nilai-nilai yang disepakati bersama, adanya asosiasi
politik yang disebut pemerintahan yang aktif pemerintah melaksanakan
fungsi –fungsi untuk kepentingan bersama, pemerintah diberi kewenangan
untuk memonopoli penggunaan atau ancaman paksaan fisik, serta pemerintah
mempunyai kewenangan tersebut hanya pada wilayah tertentu.
Fungsi
lembaga politik adalah melembagakan norma melalui undang-undang yang
telah dibuat oleh lembaga legislatif, malaksanakan undang-undang yang
telah disyahkan, menyelenggarakan pelayanan sosial.
3. Lembaga Pendidikan
Pendidikan
merupakan proses membimbing manusia dari kegelapan/kebodohan ke
pencerahan pengetahuan atau dari tidak tahu menjadi tahu.
Fungsi nyata pendidikan:
a. Membantu orang mengembangkan potensi mereka agar dapat memenuhi kebutuhannya serta kebutuhan masyarakat.
b. Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan kepada generasi berikutnya
c. Mengembangkan kemempuan berpikir dan berbicara secara rasional
d. Meningkatkan cita rasa keindahan para siswa
e. Membantu agar sanggup mencari nafkah bagi kehidupan kelak.
Jenis pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro:
1. Pendidikan Informal (keluarga)atau biasa disebut pendidikan seumur hidup (life long education)
2. Pendidikan formal (sekolah)
3. pendidikan non formal (pendidikan masyarakat)
4. Lembaga Agama
Lembaga agama adalah sistem keyakinan dan praktik keagamaan dalam masyarakat.
Fungsi nyata agama adalah:
a. Menyangkut pola keyakinan yang disebut doktrin
b. Ritual, aturan –aturan tertentu yang dipergunakan dalam pelaksanaan peribadatan agama
c. Menyatukan para pemeluknya dalam suatu ikatan persaudaraan
Tags
MAKALAH IPS