Makalah Konsep Dasar IPS

"Sejarah Perkembangan IPS"

MAKALAH
MODUL 2
“ SEJARAH PERKEMBANGAN IPS”
Disusun Oleh :
-       NURFAIZAH SEPTIYANI        : 822309395
PROGRAM S1 PGSD UNIVERSITAS TERBUKA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,atas berkat rahmat dan karunia – Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun judul makalah yang penulis susun yaitu “SEJARAH PERKEMBANGAN IPS”. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan umatnya.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada bapak Rosikin, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyusun makalah ini, tidak lupa kepada rekan – rekan mahasiswa semester 2 UT POKJAR Lebaksiu UPBJJ Puewokerto dan kepada semua pihak yang telah membantu baik dari segi moril maupun materil.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan makalah ini. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Brebes,     April 2011
                       Penulis

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………..….i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………..iii
BAB I               PENDAHULUAN ………………………………………………………1
A.    Latar Belakang …………………………………………………….1
B.    Rumusan Masalah ……………………………..…………………1
C.   Tujuan .……………………………………………………………. 1
D.   Manfaat …………………………………………………………….1
BAB II              PEMBAHASAN ( Modul 2.Sejarah Perkembangan IPS )….……...2
A.    Sejarah Perkembangan IPS secara Umum……………………. 2
B.    Sejarah Perkembangan IPS di Indonesia ……………………... 4
BAB III             PENUTUP……………………………….............……………………. 8
A.    Kesimpulan ………………………..……………………………… 8
B.    Saran..…………………….……………………………….………. 8
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar dan agar mahasiswa dapat memperoleh pemahaman mengenai sejarah perkembangan sejarah IPS secara umum dan perkembangan sejarah IPS di Indonesia.
B.    RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang kita bahas adalah mengenai bagaimana sejarah perkembangan sejarah IPS secara umum dan bagaimana perkembangan sejarah IPS di Indonesia.
C.   TUJUAN
-        Memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia
-        Meningkatkan kemampuan mahasiswa mengenai sejarah perkembangan IPS.
D.   MANFAAT
Setelah membaca makalah ini di harapkan para mahasiswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan sejarah perkembangan IPS.
Secara khhusus mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk;
1.      Menjelaskan sejarah perkembangan IPS secara umum
2.      Menjelaskan sejarah perkembangan IPS di Indonesia.

BAB 2
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Perkembangan IPS secara Umum
IPS adalah terjemahan dari Social Studies. Social studies adalah ilmu-ilmu social yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan, meliputi aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi antropologi, psikologi, ilmu geografi dan filsafat yang dalam prakteknya dipilih untuk tujuan pembelajaran disekolah dan diperguruan tinggi.
Bila dianalisis dengan cermat, pengertian social studies mengandung hal – hal sebagai berikut.
1.      Social studies merupakan turunan dari ilmu-ilmu social
2.      Disiplin ini dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan pada tingkat persekolahan maupun tingkat perguruan tinggi.
3.      Aspek-aspek dari masing-masing disiplin ilmu social itu perlu diseleksi        sesuai dengan tujuan tersebut.
Pada tahun 1940-1960, ditegaskan oleh Barr, dkk. (1977:36), yaitu terjadinya tarik menarik antara dua visi social studies. Di satu pihak, adanya gerakan untk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu social untuk tujuan citizenship education, yang terus bergulir sampai mencapai tahap yang lebih canggih. Dilain pihak, terus bergulirnya gerakan pemisahan berbagai disiplin ilmu social yang cenderung memperlemah konsepsi social studies education.
Dikemukakan bahwa program social studies di sekolah seyogyanya diorganisasikan dalam bentuk pembelajaran ilmu social yang terpisah-pisah, tetapi di orientasikan kepada closed areas atau masalah-masalah yang tabu dalam masyarakat seperti isu tentang sex, patriotisme ras yang biasanya penuh dengan prasangka, ketidaktahuan, mitos dan kontrovensi, untuk diiubah kearah yang bersifat refleksi rasional. Dengan cara itu social studies mulai di arahkan pada upaya guna melatih para siswa untuk dapat mengambil keputusan mengenai masalah-masalah public.
Definisi social studies dan pengidentifikasian: social studies atas tiga tradisi pedagosis di anggap sebagai pilar utama dari social studies pada dasawarsa 1970-an.

4 hal yang tersurat dan tersirat  mengenai definisi social studies,yaitu;
1.    Social studies merupakan suatu system pengetahuan terpadu.
2.    Misi utama social studies adalah pendidikan kewarganegaraan dalam suatu masyarakat yang demokratis.
3.    Sumber utama konten social studies adalah social science dan humanities.
4.    Dalam upaya penyiapan warga yang demokratis terbuka kemungkinan perbedaan dalam orientasi , visi tujuan, dan metode pembelajaran.
Di dalam dokumen (NCSS, 1994:3) di adopsi pengertian social studies sebagai berikut;
Secara esensial terkandung visi,misi dan strategi pendidikan social studies yang mengokohkan kristalisasi pemikiran yang lebih solid dan kohesif. Dalam dua dasawarsa terakhir, 1980 dan 1990-an, pemikiran mengenai studies yang sebelumnya di landa penyakit ketidakmenentuan, ketidakberkeputusan, ketidakbersatuan,ketidakbersatuan dan ketidakmajuan, paling tidak secara konseptual telah dapat diatasi
.
Rambu-rambu yang digariskan NCSS(1994) dalam rangka mewujudkan visi, misi dan strategi baru social studies ;
1.    Program social studies mempunyai tujuan pokok bahwasanya esensi tujuan tersebut lebih diutamakan dalam social studies dari pada dalam bidang lain.
2.    Program social studies dalam dunia pendidikan persekolahan mulai dari pendidikan taman kanak-kanak sampai dengan pendidikan menengah di tandai oleh keterpaduan.
3.    Program social studies di titik beratkan pada upaya membantu siswa, bahwasanya siswa bukan sebagai penerima pengetahuan yang pasif, tetapi sebagai pembangunpengetahuan dan sikap yang aktif melalui cara pandang secara akademik terhadap realita.
4.    Program social studies mencerminkan hakikat pengetahuan yang semula dilihat secara kotak-kotak, kini harus dilihat secara terpadu yang menuntun perlibatan berbagai disiplin.

B.    Sejarah Perkembangan IPS di Indonesia
 IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial ), pertama kali muncul dalam Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu Solo Jawa Tengah.
Dalam laporan seminar tersebut,  muncul 3 istilah  dan digunakan secara bertukar pakai, yaitu ;
1.    Pengetahuan Sosial,
2.    Studi Sosial dan
3.    Ilmu Pengetahuan Sosial.
Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dalam dunia persekolahan terjadi pada tahun 1972 – 1973, yakni dalam kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan ( PPSP ) IKIP Bandung. Dalam kurikulum SD 8 tahun PPSP digunakan istilah “ Pendidikan Kewarganegaraan Negara / Studi Sosial “ Sebagai mata pelajaran social terpadu.
Sedangkan dalam kurikulum Sekolah Menengah 4 tahun, digunakan istilah ;
1.    Studi Sosial sebagai mata pelajaran inti untuk semua siswa dan sebagai bendera untuk mata pelajaran geografi, sejarah dan ekonomi sebagai mata pelajaran mayor pada jurusan IPS.
2.    Pendidikan Kewargaan Negara sebagai mata pelajaran inti bagi semua jurusan.
3.    Civics dan Hukum sebagai mata pelajaran mayor pada jurusan IPS.
Pada tahap kurikulum PPSP konsep pendidikan IPS diwujudkan dalam 3 bentuk, yakni ;
1.    Pendidikan IPS, terintegrasi dengan nama Pendidikan Kewargaan Negara / Studi Sosial.
2.    Pendidikan IPS terpisah, dimana istilah IPS hanya digunakan sebagai konsep payung untuk mata pelajaran geografi, sejarah, dan ekonomi.
3.    Pendidikan Kewargaan Negara sebagai suatu bentuk pendidikan IPS khusus.
Konsep pendidikan IPS tersebut lalu memberi inspirasi terhadap Kurikulum 1975, yang menampilkan empat profil yaitu;
1.    Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Kewargaan Negara sebagai bentuk pendidikan IPS.
2.    Pendidikan IPS terpadu untuk Sekolah Dasar.
3.    Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SNIP yang menempatkan IPS sebagai konsep payung untuk geografi, sejarah dan ekonomi koperasi.
4.    Pendidikan IPS terpisah – pisah yang mencakup mata pelajaran geografi, dan ekonomi untuk SMA atau sejarah dan geografi untuk SPG.
Konsep pendidikan IPS seperti itu tetap dipertahankan dalam kurikulum 1975 khususnya dalam aktualisasi materi, seperti masuknya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ( P4 ) sebagai materi pokok PMP.
Dalam kurikulum 1984, PPKn merupakan mata pelajaran khusus yang wajib diikuti semua siswa di SD,SMP dan SMU. Sedangkan mata pelajaran IPS diwujudkan dalam ;
1.    Pendidikan IPS terpadu di SD kelas I-VI.
2.    Pendidikan IPS terkonfederasi di SLTP yang mencakup geografi, sejarah dan ekonomi koperasi.
3.    Pendidikan IPS terpisah di SMU yang meliputi Sejarah Nasional dan Sejarah Umum di kelas I-II; Ekonomi dan Geografi di kelas I-II; Sejarah budaya di kelas III program IPS.
Dimensi konseptual mengenai pendidikan IPS telah berulang kali di bahas dalam rangkaian pertemuan ilmiah, yakni pertemuan HISPISI pertama di Bandung tahun 1989. Forum Komunikasi Pimpinan HIPS di Yogyakarta tahun 1991, di Padang tahun 1992, di Ujung Pandang tahun 1993, Konvensi Pendidikan kedua di Medan tahun 1992. Salah satu materi yang selalu menjadi agenda pembahasan ialah mengenai  konsep PIPS. Dalam pertemuan Ujung Pandang, M. Numan Soemantri, pakar dan ketua HISPISI menegaskan adanya dua versi PIPS sebagaimana dirumuskan dalam pertemuan di Yogyakarta, yaitu ;
a.    Versi PipS untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
PIPS adalah penyederhanaan, adaptasi dari disiplin ilmu – ilmu Sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan pedagosis/psiko,ogis untuk tujuan pendidikan.
b.    Versi PIPS untuk  Jurusan Pendidikan IPS – IKIP
PIPS adalah seleksi dari disiplin Ilmu –ilmu Sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

PIPS untuk tingkat perguruan tinggi pendidikan Guru IPS di rekonseptualisasikan sebagai pendidikan disiplin ilmu, sehingga menjadi Pendidikan Disiplin Ilmu Pengetahuan Sosial ( PDIPS ).
Bertitik tolak dari pemikiran mengenai kedudukan konseptual diidentifikasi sekolah objek telaah dari system pendidikan IPS, yaitu;
1.    Karakteristik potensi dan perilakubelajar siswa SD, SLTP dan SMU.
2.    Karakteristik potensi dan perilaku belajar mahasiswa FPIPS – IKIP atau JPIPS – STKIP / FKIP.
3.    Kurikulum dan bahan ajar IPS SD, SLTP dan SMU.
4.    Disiplin ilmu – ilmu social. Humaniora dan disiplin lain yang relevan.
5.    Teori , prinsip, strategi dan media dan evaluasi pembelajaran IPS.
6.    Masalah-masalah social, dan masalah ilmu dan teknologi yang berdampak social.
7.    Norma agama yang melandasi dan memperkuat profesionalisme
PARADIGMA PEMBANGUNAN PENGETAHUAN DALAM BIDANG IPS
Secara operasional paradigm pembangunan pengetahuan dalam bidang PDIPS diartikan sebagai pola pikir, pola sikap dan pola tindak yan tertata secara utuh yang seyogyanya digunakan oleh para pakar atau ilmuan PDIPS dalam melakukan kegiatan “ konstruksi, interpretasi transformasi dan rekonstruksi ( KITR ) “ pengetahuan sampai pada akhirnya ditemukan teori.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Secara umum perkembangan social studies sebagai suatu bidang kajian telah dibahas. Melukiskan bagainana social studies pada dunia persekolahan telah menjadi dasar ontologi dan suatu system pengetahuan yang terpadu, yang secara estimologi telah mengarungi suatu perjalanan pemikiran dalam kurun waktu 60 tahun lebih yang di motori dan diwadahi oleh NCSS sejak tahun 1935.
Dari penelusuran historis epistemologis, tercatat bahwa dalam kurun waktu 40 tahunan sejak tahun 1935 bidang studi social studies mengalami perkembangan yang ditandai dengan ketakmenentuan, ketakkeputusan, ketidakbersatuan, dan ketakmajuan.
Di Indonesia Pendidikan IPS dalam dunia persekolahan berkembang juga secara evolusioner sejak tahun1967. Secara konseptual PDIPS merupakan suatu system pengetahuan terpadu atau integrated knowledge system yang bersumber dan bertolak dari ilmu-ilmu social, ilmu pendidikan, ilmu lainnya sebagai extractive knowledge, dan masalah-masalah social sebagai latar operasional.
PDIPS sebagai suatu system pengetahuan terpadu yang perlu dikaji secara terus menerus melalui berbagai upaya penelitian, pengembangan dan penerapan yang melibatkan para pakar dan praktisi dalam bidang PIPSdan PDIPS. Dengan demikian, PDIPS dapat berkembang memenuhi tuntutan sebagai suatu disiplin.
B.    Saran
Demikian makalah yang penulis buat dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis.oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritik yang kontruktif demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Winaputra, HUS. (2000). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Terbuka.
Saripudin, U. W. (1989). Konsep dan Masalah Pengajaran Ilmu Sosial di Sekolah Menengah. Jakarta: Depdikbud, Ditjen Dikti. Proyek Pengembangan LPTK.
Myers, C.B.et.al. (2000). Nasional Standards for Sosial Studies Teacher 1. Washington DC: National Council for The Sosial Studies.
Lebih baru Lebih lama