komponen-komponen 8 keterampilan mengajar


8 Keterampilan Mengajar

Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:
Pertama, keterampilan bertanya yang mensyaratkan guru harus menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya lanjut
Kedua, keterampilan memberi penguatan. Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian.
Ketiga, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mensyaratkan guru agar mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasi-kan, membimbing dan memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksana-kan kegiatan belajar-mengajar.
Keempat, keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, penjelasan harus relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa, serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
Kelima, keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam konteks ini, guru perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis.
Keenam, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Hal terpenting dalam proses ini adalah mencermati.aktivitas siswa dalam diskusi.
Ketujuh, keterampilan mengelola kelas, mencakupi keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, serta pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Kedelapan, keterampilan mengadakan variasi, baik variasi dalam gaya mengajar, penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan (sumber : dibaca dari Buku Pengelolaan Kelas/Drs. ade rukmana, Asep sunary S.Pd, Mpd.)

Untuk lebih jelasnya berikut pemaparan tentang 8 keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang guru meliputi :


1. Pertama, KETERAMPILAN BERTANYA
A. Rasional

Semua orang tanpa batas umur melakukan kegiatan bertanya.Anak kecil biasanya selalu ingin tau bahkan pada masa perkembangan anak ada masa yang disebut “masa apa itu”.
Dalam kegiatan pembelajaran bertanya cukup mendominasi kelas.Menurut hasil penelitian sejak abad 20 melaporkan bahwa guru menggunakan 30% dari waktunya untuk bertanya(G.A.Brown dan R. Edmondson,1984).Data ini menunjukan bahwa kegiatan bertanya sangat penting dalam proses pembelajaran.
Tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi.Namun kegiatan bertanya oleh guru adalah untuk meningkatkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa,antara siswa dengan siswa dan mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Ada 4 alasan seorang guru harus menguasai keterampilan bertanya,yaitu:
1. Pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan metode ceramahnya sehingga siswa pasif,dengan keterampilan bertanya guru berusaha membuat siswa lebih aktif.
2. Kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan anak untuk bertanya,sehingga keinginan anak bertanya menjadi terpendam.
3. Penerapan pendekatan CBSA dalam kegiatan pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara mental intelektual.
4. Adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan guru hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.



B. Definisi dan fungsi Pertanyaan

G.A.Brown dan R. Edmondson (1984) mendefinisikan pertanyaan sebagai berikut:” segala pernyataan yang menginginkan tanggapan verbal(lisan)”.
Turney (1979) mengidentifikasi 12 fungsi pertanyaan seperti berikut:
1. Membangkitkan minat dan keingin tahuan siswa tentang suatu topic.
2. Memusatkan perhatian pada masalah tertentu.
3. Menggalakan penerapan belajar aktif.
4. Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
5. Menstruykturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal.
6. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
7. Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
8. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahaman tentang informasi yang diberikan.
9. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berpikir.
10. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau pernyataan guru.
11. Memberikan kesempatan untuk belajar diskusi.
12. Menyatakan perasaan dan pikiran murni kepada siswa.

C. Komponen-komponen Keterampilan Bertanya

1. Keterampilan Bertanya Dasar
Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar sebagai berikut:
a. Pengungkapan pertanyaan secara singkat dan jelas
b. Pemberian acuan
c. Pemusatan
d. Pemindahan giliran
e. Penyebaran
f. Pemberian waktu berpikir
g. Pemberian tuntunan

2. Keterampilan Bertanya Lanjut
Sesuai dengan namanya,penggunaan atas keterampilan bertanya lanjut dibentuk berdasarkan penggunaan keterampilan bertanya dasar.Komponen keterampilan bertanya lanjut adalah:
a. Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan,
Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya mengundang siswa untuk berpikir.Kualitas proses mental yang terjadi pada siswa ketika memikirkan jawaban pertanyaan guru tergantung dari kualitas pertanyaan guru.Guru hendaknya mengajukan pertanyaan yang tergolong tinggi pada taksonomi Bloom,pertanyaan yang bersifat ingatan hendaknya dibatasi.

b. Pengaturan urutan pertanyaan,
Pertanyaan pada tingkat tertentu hendaknya dimantapkan kemudian beralih kepertanyaan yang lebih tinggi.Oleh karena itu tidak dapat dibenarkan jika guru sudah mengajukan pertanyaan yang menuntut siswa untuk melakukan analisis,padahal siswa belum mampu menjawab pertanyaan yang bersifat pemahaman.Pertanyaan yang tidak sistematis akan membingungkan siswa dan menghambat perkembangan kemampuan berpikir siswa.

c. Penggunaan pertanyaan pelacak,
Fungsi pertanyaan pelacak untuk mengembangkan atau meminta jawaban yang lebih tepat pada siswa.Teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan guru antara lain:
1. Meminta klarifikasi
2. Meminta siswa memberi alasan
3. Meminta kesepakatan pandangan siswa
4. Meminta ketepatan jawaban
5. Meminta jawaban yang lebih relevan
6. Meminta contoh
7. Meminta jawaban yang lebih kompleks

d. Peningkatan terjadinya interaksi.
Peningkatan terjadinya interaksi ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
1) Menghindari atau mengurangi pertanyaan yang hanya dijawab oleh seorang siswa,
2) Mendorong siswa mengajukan pertanyaan sehingga tidak hanya guru yang bertanya,
3) Jika siswa mengajukan pertanyaan berikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut.

D. Prinsip Penggunaan

Prinsip penggunaan atau hal-hal yang mempengaruhi keefektifan pertanyaan sebagai berikut:
1. Kehangatan dan keantusiasan
2. Menghindari kebiasaan berikut:
a. Mengulangi pertanyaan sendiri
b. Mengulangi jawaban siswa
c. Menjawab pertanyaan sendiri
d. Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak
e. Mengajukan pertanyaan ganda
f. Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan
3. Memberi waktu berpikir
4. Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
5. Menilai pertanyaan yang telah diajukan.


2. Kedua, KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN

1. Pengertian
Memberipenguatan atau reinforcement merupakan tindakan ataurespon terhadapsuatubentukprilaku yang dapatmendorongmunculnyapeningkatankualitastingkahlakutersebutdisaat yang lain.Responada yang positif da nada yang negative dimanaresponpositifmisalnyaanak di berikanhadiahatau Fujian sedangkanrespon yang negaatifadalahmemberihukuman ,namunkeduarespontersebutmemilikitujua yang samayaituinginmerubahtinggkahlakuseseorang. Responpositifbertujuan agar tingkahlaku yang sudahbaik (bekerja, belajar ,danberprestasi) itufrekuensinyaakanberulangataubertambah. Sedangkanrespon negative ( hukuman) bertujuan agar tingkahlaku yang kurangbaikitufrekuensinyaberkurangatauhilang. Pemberianrespon yang demikiandalam proses belajarmengajardisebut“ memberipenguatan”.
2. Tujuan
Menggunakanketerampilanmemberipenguatandalampengajaran, guru bertujuanuntuk :
a. Membangkitkanmotivasibelajarpesertadidik.
b. Merangsangpesertadidikberfikir yang baik.
c. Menimbulkanperhatianpesertadidik
d. Menumbuhkankemampuanberinisiatifsecarapribadi
e. Mengendalikandanmengubahsikap negative pesertadidikdalambelajarkearahprilaku yang mendukungbelajar.

3. Penggunaan di dalamkelas
Tujuanpenggunaanketerampilanmemberipenguatan di dalamkelasadalahuntuk:
• Meningkatkanperhatiansiswa, membantusiswabelajarbilapemberianpenguatandigunakansecaraselektif.
• Memberimotivasikepadasiswa.
• Di pakaiuntukmengontrolataumengubahtingkahlakusiswa yang mengganggu, danmeningkatkancarabelajar yang produktif.
• Mengembangkankepercayaandirisiswauntukmengaturdirisendiridalampengalamanbelajar.
• Mengarahkanterhadappengembanganberfikir yang divegendanpengambilaninisiatif yang bebas.
4. Aplikasi
Semuaaspek yang terdapat yang terdapatpadapemberianpenguatandapatberpengaruhpadakelompokusiasiswa yang manapun ,tidakterbataspadasatutingkatsekolahtertentusaja, tetapisama, baikuntukanak yang dewasamaupun yang belumdewasa, hal yang perludiperhatikadalampemberianpenguatanialah guru harusyakinbahwasiswaakanmenghargainyadanmenyadariakanrespon yang diberikan guru, pemberianpenguatandapatdilakukanpadasaat:
• Siswamemperhatika guru, memperhatikankawanlainyadanbenda yang menjaditujuandiskusi
• Siswasedangbelajar ,mengerjakantugasdaribuku, membacadanbekerja di papantulis.
• Menyelesaikanhasilkerja (selesaipenuh, ataumenyelesaikan format).
• Bekerjadengankualitaskerja yang baik ( kerapian, ketelitian, keindahan, danmutumateri)
• Perbaikanpekerjaan( dalamkualitas, hasilataupenampilan).
• Ada katagoritingkahlaku (tepat, tidaktepat, verbal, pisik, dantertulis)
• Tugasmandiri (perkembanganpadapengarahandirisendirimengelolatingkahlakusendiridanmengambilinisiatifkegiatansendiri).

5. Komponen /Jenis-jenispenguatan
Guru dapatmenggunakanjenis –jenispenguatandalam proses pembelajaransesuaidengansituasidankondisi yang berlangungdikelasnya, jenis-jenispeguataniniadalah:
• Penguatan verbal, yaitupenguatan yang diberikan guru berupa kata-kata/ kalimat yang di ucapkanseperti: “bagus”, “baik”, “hebat”, “mengagumkan”, “kamucerdas”, “setuju”, “ya”, “betul”, “tepat”, dansebaagainya.
• Penguatan Gestural, yaitupenguatanberupageraktubuhataumimiklmuka yang memberiarti /kesanbaikkepadapesertadidik. Penguatan gestural dapatberupatepuktangan, acunganjempol, anggukantersenyumdansebagainya.
• Penguatandengancaramendekati, yaituperhatian guru kepadapesertadidikdengancaramendekatinya. Penguatandengancaramendekatiinidapatdilakukantatkalapesertadidikmenjawapertanyaan, bertanya, diskusi, atauaktivitaslainya.
• Penguatandengancarasentuhan, yaitupenguatan yang dilakukan guru dengancaramenyentuhpesertadidik, seperti, seperti “menepukpundakpesertadidik” “menjabattangan”, “mengusaprambutkepala”, mengankattanganpesertadidik” dsb
• Penguatandenganmemberikegiatan yang menyenangkan. Memberipenghargaankepadakemampuanpesertadidikdalamsuatubidangtertentusepertipesertadidik yang pandaibernyanyidiberikankesempatanuntukmelatih vocal padatemanya, yang pandaidapatdijadikan tutor sebaya, dansebagainya.
• Penguatanberupatanda. Adakalanya guru memberikanpenilaiankepadapeseertadidik yang berupa symbol-simbolataubenda-benda. Penguataninidapatberupakomentartertulisataskaryapesertadidik, hadiahberupabukutulis, piagam ,lencanadansebagainya.

6. Model-model penguatan
Ada beberapa model yang dapatdilakukanoleh guru dalammemberipenguatanyaitu:
• Penguatanseluruhkelompok
Pemberianpenguatankepadaseluruhanggotakelompokdalamkelas yang dapatdilakukansecaraterus-menerussepertihalnyapadapemberianpenguatanuntukindividu.Penguatan verbal, gestural, tanda ,dankeiatanadalahmerupakankomponenpenguatan yang dapat di peruntukanpadaseluruhanggotakelompok
• Penguatan yang ditundapemberianpenguatandenganmenggunakankomponen yang manapun, sebiknyasesegeramungkin di berikankepadasiswasetelahmelakukansesuaturespon. Penundaanpenguatanpadaumumnyaadalahkurangefektifbiladibandingkandenganpemberiansecaralangsung. Tetapipenundaantersebutdapatdilakuakandenganmemberipenjelasanatauisarat verbal bahwapnghargaanituditundadanakandiberikankemudian. Pepatah yang sesuaiuntukinimisalnya” lebihbaikterlambatdaripadatidaksamasekali”
• Penguatan partial
Penguatan partial dalamhalinisamadenganpenguatansebagian-sebagianatautidakkesinambungan ,diberikankepadasiswauntuksebagiandariresponya. Sebenarnyapenguatantersebutdigunakanuntukmenghidaripenggunaanpenguatan yang negative danpemberiankritik
• Penguatanperorangan
Pemberianpenguatandengansecarakhusus, misal-nyamenyebutkemampuan, penampilan, dannamasiswa yang bersangkutanadalahlebihefektifdaripadatidakmenyebutapa-apa.

3. Ketiga, KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN,
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

1. Pengertian.
Keterampilan mengajar kelompok kecil adan waktu adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara berkelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 sampai 5 orang atau paliong banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya. Sedangkan ketrampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam menentukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
2. Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan ada 4 yaitu:
a. Keterampilan dalam pendekatan pribadi
Aspek dalam keterampilan pendekatan pribadi adalah:
1) Kehangatan, guru harus menampilkan kehangatan kepada siswa.
2) Peka, guru harus peka terhadap siswa dan kebutuhan siswa.
3) Mendengarkan, guru perlu mendengarkan secara simpati dan merespon secara positif terhadap pikiran siswa dan membuat hubungan yang saling percaya.
4) Membantu, guru bisa membantu siswa jika siswa mengahadapi masalah.

b. Keterampilan dalam mengorganisasikan
Aspek dalam keterampilan mengorganisasikan adalah:
1) Orientasi pendahuluan oleh guru untuk menetapkan tujuan, masalah atau tugas, untuk penentuan pembagian kerja sebelum pembagian kerja sebelum pembagian kelompok dan perorangan dilakukan.
2) Pembagian kegiatan, guru menyiapkan tempat kerja, peralatan, prosedur, aturan, waktu yang digunakan dan lain-lain.
3) Guru mengatur pembagian kelompok secara tepat.
4) Guru mengkoordinasikan kemajuan diskusi penggunaan materi dan sumber untuk membantu siswa.
5) Membagi perhatian terhadap berbagai macam kegiatan baik yang dikerjakan secara kelompok maupun perorangan.
6) Pada akhir kegiatan guru membantu siswa untuk mengklarifikasi hasil dengan memberikan kulminasi tugas kegiatan berupa laporan atau tukar pengalaman dari semua siswa.

c. Keterampilan dalam membimbing belajar
Aspek dalam keterampilan membimbing belajar adalah:
1) Membantu siswa untuk memajukan kegiatan belajarnya dengan meminilkan frustasi, guru perlu menggunakan berbagai variasi pemberian penguatan secara verbal dan non verbal kepada kelompok dan perorangan untuk memberi motivasi kemajuan belajar.
2) Mengembangkan supervisi proses lanjut guru berkeliling sehingga sebagai nara sumber dapat dimanfaatkan, memberi bantuan bila diperlukan dan sebagai interaksi guru dan siswa untuk secara langsung memberi tutorial, sebagai pemimpin diskusi, atau sebagai katalisator untuk meningkatkan siswa dalam belajar dan berfikir melalui pertanyaan, komentar, dan nasehat.
3) Supervisi terintegrasi yang digunakan dengan maksud untuk mengevaluasi kemajuan dari berbagai macam kegiatan dalam mempersiapkan saling tukar pengalaman tentang apa yang telah dipelajari dan diselesaikan.

d. Keterampilan dalam merencanakan dan melaksanakan KBM
Kegiatan guru dalam kegiatan belajar mengajar seperti membuka pelajaran, menyajikan kegiatan inti, membimbing perserta didik, dan mengevaluasi hendaklah diatur dengan baik dan penuh kesungguhan.


4. Keempat, KETERAMPILAN MENJELASKAN

1. Pengertian Keterampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian informasi secara lisanyang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatanguru dalam interaksinyadengan siswa di dalam kelas. Dan biasanya guru cenderung lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh langsung, misalnya dalam memberikan fakta, ide, ataupun pendapat. Oleh sebab itu, hal ini haruslah dibenahi untuk ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang optimaldari penjelasan dan pembicaraan guru tersebut sehingga bermakna bagi murid.

2. Komponen-Komponen keterampilan Menjelaskan
a. Merencanakan
Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik, terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerimaan pesan. Yang berkenaan dengan isi pesan (materi) meliputi penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dan penggunaan hokum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Mengenai yang berhubungan dengan penerimaan pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang akan menerima pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, bakat, minat serta lingkungan belajar anak.
b. Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Kejelasan: Penjelasan hendaknya diberikan dngan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, menghindari penggunaan ucapan-ucapan seperti “e”, “aa”, “mm”, “kira-kira”, “umunya”, “biasanya”, “seringkali” dan istilah-istilah yang tidak dapat dimengerti oleh anak.
b) Penggunaan contoh dan ilustrasi: Dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
c) Pemberian tekanan: Dalam memberikan penjelasan, guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti “Yang terpenting adalah”, “Perhatikan baik-baik konsep ini”, atau “Perhatikan, yang ini agak sukar”.
d) Penggunaan balikan: Guru hendaknya member kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertiannya ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti “Apakah kalian mengerti dengan penjelasan tadi?” Juga perlu ditanyakan, “Apakah penjelasan tadi bermakna bagi kalian?” dan sebagainya.

3. Tujuan Memberikan Penjelasan
a) Membimbing murid untuk mendapat dan memahami hokum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
b) Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
c) Untuk mendapat balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman murid.
d) Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan mendapatkan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.


5. Kelima, KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Pengertian keterampilan membuka dan menutup pelajaran :
 Membuka pelajaran adalah: kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
ü menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
 Menutup pelajaranadalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.dalam proses belajar mengajar.
ü

Awal pelajaran atau awal setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran guru harus melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komnponen ketrampilan itu adalah menarik perhatian, menimbulkan motivasi dan materi acuan.
Komponen dan aspek itu meliputi :
1. Menarik Perhatian Siswa
Cara yang dapat dipergunakan :
1. Gaya Mengajar Guru
Perhatian dapat timbul dari apresiasi gaya mengajar guru seperti posisi, atau kegiatan yang berbeda dari biasanya.
2. Penggunaan Alat Bantu Mengajar
Seperti : gambar, model, skema, disamping menarik perhatian memungkinkan terjadinya kaiatan antara hal yang telah diketahui dengan hal yang dipelajari.
3. Pola Interaksi Yang Bervariasi.
Seperti guru-siswa, siswa-siswa, siswa-guru.
2. Menimbulkan Motivasi
Cara untuk menimbulkan motivasi
1. Dengan Hangat dan Antusias
Hendaknya ramah, antusias, bersahabat dan sebagainya. Sebab dapat mendorong tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan timbul.
2. Menimbulkan Rasa Ingin Tahu
Melontarkan ide yang bertentangan dengan mengerjakan masalah atau kondisi diri kenyataan sehari-hari
Contoh : Kalau transmigrasi dapat meningkatkan kemakmuran penduduk mengapa
banyak penduduk di pulau jawa tidak mau transmigrasi.
3. Dengan Memperhatikan Minat Siswa.
Menyesuaikan topik pelajaran dengan minat siswa karena motivasi dan minat berpengaruh pada jenis kelamin, umur, sosial ekonomi dan sebagainya.

3. Memberi Acuan (Structuring)
Yaitu usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkai alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas hal-hal yang harus dipelajari.
Untuk itu cara yang dilakukan adalah :
1. Mengemukakan tujuan dan batas tugas hendaknya guru mengemukakan tujuan pelajaran terlebih dahulu batas tugas yang dikerjakan siswa.
Contoh : Guru : hari ini kita belajar mengarang cerita perhatikan tiga buah gambar berikut lalu berdasarkan gambar itu tulis suatu cerita yang panjangnya lebih kurang 100 kata

2. Menyarankan Langkah-Langkah Yang Dilakukan
Tujuannya adalah agar dalam pelajaran siswa akan terarah usahanya dalam mempelajari materi dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan misalnya :
Guru : tugas kalian adalah membuktikan pada temperature berapa derajat celcius air mendidih langkah yang harus kalian kerjakan adalah :
• Mengukur temperature yang belum dipanasi
• Lalu nyalakan lampu spirtus ini dan panaskan air dalam gelas ini
• Jika air sudah mendidih catatlah berapa suhunya sesuai dengan yang kelihatan pada temperatur.

3. Mengingatkan Masalah Pokok Yang Dibahas
Misalnya : Dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang positif dari sifat suatu konsep, tanda, media, hewan dan lain-lain.
Selain itu tunjukan juga hal negatif yang hilang atau kurang lengkap.
Contoh : Periksalah bahan-bahan ini dan tentukan mengapa beberapa batu dapat digolongkan dalam jenis batu yang mengandung biji besi dan yang lain tidak.
4. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan diajukan sebelum memulai penjelasan akan mengarahkan siswa dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari.
Contoh : Sebelum memutar film tentang siklus kehidupan nyamuk guru mengajukan pertanyaan untuk membantu siswa memahami siklus nyamuk yang digambarkan oleh film tersebut.

4. Membuat Kaitan
Jika guru mengerjakan materi baru perlu menghubungkan dengan hal yang telah dibuat ssiswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhanya untuk mempermudah pemahaman hal-hal yang telah dikenal, pengalaman, minat dan kebutuhan inilah yang disebut dengan pengait.
Contoh : Usaha guru untuk membuat kaitan.
1. Permulaan pelajaran guru meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya telah dipahami dengan mengajukan pertanyaan atau merupakan inti materi pelajaran terdahulu secara singkat.
2. Cara membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru, hal ini dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitanya dengan pengetahuan lama.
Contoh : Guru bertanya untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pengurangan sebelum mengerjakan pembagian.
3. Cara menjelaskan konsepnya atau pengertian lebih dahulu sebelum mengerjakan bahan secara terperinci.



Menutup Pelajaran
Menjelang akhir pelajaran atau ahir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan penutupan pelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi.

Komponen dan aspek itu meliputi:
1. Meninjau Kembali
Akhir kegiatan guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa, kegiatan ini meliputi

• Merangkum inti pelajaran (berlangsung selama proses PBM).
• Membuat ringkasan (dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki buku atau yang terlambat bisa mempelajarinya kembali).

2. Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan evaluasi.

Bentuk-Bentuk Evaluasi Itu Meliputi
1. Mendemonstrasikan ketrampilan
Contoh : Setelah selesai mengarang puisi guru dapat meminta siswa untuk membacakan di depan kelas.
2. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
Contoh : Guru merupakan persamaan kuadrat siswa disuruh menyelesaikan soal persamaan.
3. Mengekpresikan pendapat siswa sendiri
Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demontrasi yang dilakukan guru atau siswa lain.
4. Soal-soal tertulis
• Uraian
• Tes objektif
• Melengkapi lembar kerja

6. Keenam, KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
A. Pengertian Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau memecahkan suatu masalah (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:79). Sedangkan pengertian keterampilan dasar mengajar membimbing diskusi kelompok kecil ialah keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siswa agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif (Suwarna,2006:79).

B. Tujuan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai
berikut :
1. Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan mereka
2. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi
3. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:80).

C. Komponen-komponen Keterampilan Membimbing Diskusi
1. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a). Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
b). Kemukakan masalah-masalah khusus
c). Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan
d). Rangkum hasil pembicaraan diskusi

2. Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a) Merangkum usulan tersebut sehingga menjadi jelas
b) Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut
c) Menguraikan gagasan siswa dengan memberikaninformasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai sehingga kelompok dapat memperoleh informasi secara lebih jelas.




3. Menganalisis pandangan/pendapat siswa.
Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kelompok. Dengan demikian guru hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut dengan cara sebagai berikut :
a) Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat
b) Menjelaskan hal-hal yang disepakati maupun yang tidak disepakati

4. Meningkatkan usulan siswa
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir
b) Memberikan contoh-contoh verbal yang sesuai secara tepat
c) Memberikan waktu untuk berpikir
d) Memberikan dukungan kepada usulan pendapat siswa dengan penuh perhatian

5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a) Mencoba memancing usulan siswa yang enggan berpartisipasi dengan mengarah langsung secara bijaksana
b) Mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada siswa yang pendiam terlebih dahulu
c) Secara bijaksana mencegah siswa yang suka memonopoli pembicaraan.
d) Mendorong siswa untuk mengomentari usulan temannya sehingga interaksi antar siswa dapat ditingkatkan

6. Menutup diskusi
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a) Dengan bantuan para siswa, membuat rangkuman hasil diskusi.
b) Memberi gambaran tentang tindak lanjt hasil diskusi.
c) Mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang telah tercapai (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:81).
d) Prinsip Penggunaan Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil memiliki dua prinsip, yaitu :

i. Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan kesediaan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginanuntuk dikenal dan dihargai, dapat merasa aman dan bebas mengemukakan pendapat.
ii. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
o Topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuanyang akan dicapai, minat dan kemampuan siswa
o Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban yang tunggal
o Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut agar para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama sehingga mampu memberikan penjelasan dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa (Hasibuan, Wardani dalam Suwarna,2006:82).


7. Ketujuh, KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

A. Pengertian ketrampilan mengelola kelas
keterampilan mengelola kelas adalah ketrampilan yang mencakupi keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, serta pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Pengelolaan kelas adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi optimal saat terjadinya proses belajar mengajar, yang meliputi pengaturan siswa dan lingkungan belajar (fasilitas). Kondisi optimal yang harus diciptakan dan dipertahankan itu dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan terjadi secara efektif dan efesien. Dalam kegiatan pengelolaan kelas, ketika kelas terganggu, guru harus dapat menciptakan dan berusaha mengembangkannya agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar.
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.
Istilah lain dari kata pengelolaan adalah "manajemen". Manajemen berarti ketatalaksanaan, tata pimpin, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan menurut Suharsimi Arikunto adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan.
Sedangkan pengertian kelas diantaranya menurut :
1. Oemar Hamalik adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru.
2.Suharsimi Arikunto yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. kemudian dipertegas bahwa kelas yang dimaksud di sini adalah kelas dengan sistem pengajaran klasikal dalam pengajaran secara tradisional.
2. Hadari Nawawi, memandang pengertian kelas dari dua sudut, yaitu :
a.Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar.
b.Kelas dalam arti luas adalah, suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai tujuan.
Dari uraian di atas dapatlah dipahami bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran.
Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian pengelolaan kelas diantaranya :
1. Di tinjau dari paham lama yaitu mempertahankan ketertiban kelas.
2. Di tinjau dari paham baru yaitu diantaranya menurut :
a. Made Pidarta dengan mengutip pendapat Lois V. Jonshon dan Mary A. Bany, bahwa
pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas.
b. Sudirman N. dkk, bahwa pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas.
c. Hadari Nawawi mengatakan bahwa pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah hingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efesien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
d. Suharsimi Arikunto juga berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar tercapai kondisi optimal sehingga terlaksana kegiatan belajar.


B. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
Komponen keterampilan mengelola kelas ini pada dasarnya terbagi dua yaitu :
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemiliharaan kondisi belajar yang optimal, meliputi :
1. Menunjukkan sikap tanggap
Sikap tanggap ini dapat ditunjukkan oleh guru untuk membuktikan bahwa ia ada bersama dengan para siswanya, memberikan perhatian, sekaligus mengontrol kepedulian dan ketidakacuan para siswanya. Sikap tanggap ini dapat dilakukan dengan cara memandang secara seksama, gerak mendekati, memberi pernyataan serta memberikan reaksi atas gangguan dan ketidakacuan siswa dalam bentuk teguran.
2. Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif dapat terjadi jika guru mampu membagi perhatian kepada beberapa kegiatan dalam waktu yang sama, dengan cara :
a. Visual, mengalihkan pandangan dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain dengan kontak pandang terhadap kelompok siswa atau seorang siswa secara individual.
b. Verbal, dengan cara memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan dan sebagainya terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan siswa yang lain.
3. Memusatkan perhatian kelompok
Kegiatan siswa dalam belajar dapat dipertahankan jika guru mampu memusatkan perhatian siswa untuk melakukan tugas secara berkelompok atau bekerjasama. Memusatkan dapat dilakukan dengan cara :
a. Memberikan tanda, misalnya dengan menciptakan atau membuat situasi tentang suatu hal sebelum menyampaikan materi.
b. Menuntut tanggung jawab, atas keterlibatan siswa dalam suatu kegiatan, baik dalam melaporkan hasil kerja kelompok, memperagakan sesuatu atau memberikan tanggapan.
4. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
Guru harus seringkali memberikan arahan dan petunjuk yang jelas dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak kebingungan.
5. Menegur
Apabila terjadi penyimpangan dan pelanggaran tingkah laku siswa sehingga mengganggu proses pembelajaran didalam kelas, maka guru hendaknya memberikan teguran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Tegas dan jelas teruju kepada siswa yang mengganggu.
b. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan.
c. Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.
6. Memberi penguatan
Untuk menanggulangi siswa yang mengganggu atau tidak melakukan tugas, maka penguatan dapat diberikan sesuai dengan masalah yang muncul.

b. Keterampilan yang berhubungan degan pengembalikan kondisi belajar yang optimal, meliputi:
1. Modifikasi perilaku
Modifikasi perilaku menurut Bootzin (dalam Soetarlinah Soekadji, 1983) merupakan usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen lain pada perilaku manusia. Dalam perspektif behaviorist modidifikasi perilaku didefinisikan sebagai penggunaan secara sistematis teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku sosial tertentu atau tindakan mengontrol lingkungan perilaku tersebut.
2. Melakukan pendekatan pemecahan masalah kelompok
Memperlancar terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas
Memeliharah kegaiatan-kegiatan kelompok
3. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Seorang guru harus memaksimalkan untuk memecahkan masalah tersebut dengan seperangkat cara untuk mengendalikan perilaku siswa tersebut.

C. Aspek-aspek dalam pengelolaan kelas.
Aspek Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas dapat berarti segala tindakan guru, berupa kepemimpinan, penugasan dan ketatalaksanaan dalam praktek penyelenggaraan kelas. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan di dalam mengelola kelas, kalau aspek-aspek ini tidak mendapat perhatian, kemungkinan sistem pengelolaan kelas tersebut tidak akan tercapai tujuannya, sehingga proses pendidikan di kelas itu tidak akan berhasil. Atau tidak berjalan sama sekali, bahkan mungkin pula terjadi suatu sistem intruksional yang tidak dikehendaki.
Berdasarkan beberapa studi tentang masalah pengelolaan untuk kepentingan teori dan praktek kependidikan, maka beberapa aspek pengelolaan kelas yang perlu diperhatikan:
1.Perencanaan Instruksional.
2.Pengorganisasian Belajar.
3.Pembinaan Siswa.
4.Supervisi.
5.Evaluasi.
1. Perencanaan instruksional dimaksudkan sebagai media untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan organisasi belajar mengarah pada kegiatan-kegiatan guru dan siswa dalam pelaksanaan pengajaran.
2. Pengorganisasian belajar merupakan usaha guru dalam menciptakan wadah dan fasilitas atau lingkungan belajar yang serasi, sesuai dengan kebutuhan dan menunjang terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3. Pembinaan siswa merupakan usaha untuk membangkitkan dan mengarahkan motivasi belajar siswa.
4. Supervisi adalah usaha guru dalam mengamati, membantu, menugaskan dan mrengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan perencanaan instruksional yang telah di susun sebelumnya.
5. Sedangkan evaluasi ditujukan terhadap keempat aspek yang telah disebut terdahulu, yaitu pelaksanaan kegiatan belajar dan hasil belajar siswa. Hasil evaluasi ini digunakan sebagai umpan balik untuk meninjau kembali segala perencanaan dan kegiatan yang telah dilaksanakan agar kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan hal-hal yang sudah memadai bisa dipertahankan sehingga kegiatan belajar selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Diposkan oleh Putu trisne

Lebih baru Lebih lama